TANGERANG, WT – Parade Gotong Toapekong yang digelar setiap 12 tahun sekali berlangsung meriah di Kota Tangerang, menarik puluhan ribu masyarakat yang antusias menyaksikan momen langka ini. Prosesi budaya ini menjadi daya tarik bagi warga dari berbagai kalangan yang ingin menyaksikan parade spektakuler ini.
Dalam salah satu rombongan parade, terdapat 1.200 pembawa liong atau naga yang turut menjaga kelancaran prosesi joli. Para pembawa liong bertugas mengawal dan memastikan rombongan pembawa joli dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan selama parade berlangsung.
Pada tahun ini, parade Gotong Toapekong menampilkan tiga joli utama, yaitu YS Kwang Seng Tee Kun, YMS Kwan Im Hud Couw, dan YMS Kha Lam Ya. Setiap joli diarak dengan penuh khidmat sebagai bagian dari ritual budaya Tionghoa yang sudah berlangsung secara turun-temurun.
Ketua Perkumpulan Boen Tek Bio, Ruby Santamoko, mengungkapkan bahwa 60 persen kepanitiaan pada Gotong Toapekong tahun ini didominasi oleh anak muda. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa generasi muda, khususnya pemuda Tionghoa di Kota Tangerang, terus melestarikan budaya ini ke depannya.
“Anak-anak muda kami sangat antusias dalam melestarikan budaya Tionghoa, khususnya Gotong Toapekong. Harapannya, budaya Tionghoa di Kota Tangerang akan tetap lestari dan terus berlanjut. Kami juga berterima kasih kepada Pemerintah Kota Tangerang yang telah berupaya menjadikan Gotong Toapekong sebagai Warisan Budaya Tak Benda,” ujar Ruby.
Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, parade Gotong Toapekong ini tidak hanya menjadi perayaan budaya, tetapi juga simbol kebersamaan dan keberagaman yang ada di Kota Tangerang. (KEY)
Discussion about this post