Alergi makanan adalah salah satu jenis alergi yang paling umum. Anda mungkin lebih familiar dengan alergi susu sapi atau alergi telur, tapi pernahkah Anda mendengar tentang alergi yodium? Atau Anda kenal dengan seseorang yang mempunyai alergi ini? Atau mungkin… Anda sendiri yang alergi yodium, tapi tak pernah menyadarinya? Yuk, ketahui lebih lanjut soal jenis alergi yang satu ini.
Apa itu alergi yodium?
Alergi adalah reaksi tidak wajar yang dimunculkan oleh sistem kekebalan tubuh terhadap sesuatu yang Anda makan, minum, sentuh, atau hirup yang sebenarnya tidak berbahaya.
Yodium adalah mineral yang terkandung secara alami dalam makanan atau minuman tertentu, juga ikut digunakan dalam beberapa obat. Yodium bukan zat yang berbahaya karena tubuh membutuhkannya untuk bisa bekerja dengan baik. Dengan bantuan yodium, kelenjar tiroid dapat memproduksi enzim yang menjaga kesehatan setiap sel tubuh dan menjaga fungsi metabolisme tubuh. Bahkan, yodium menjadi salah satu kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil .
Namun karena tubuh Anda menganggap yodium berbahaya (padahal, sih, tidak), sistem imun akan melepaskan antibodi untuk melawan “ancaman” tersebut. Timbullah beragam reaksi alergi yang dapat memengaruhi kulit, saluran pencernaan, hingga sistem pernapasan atau kardiovaskular.
Dokter tidak tahu mengapa beberapa orang bisa mengalami alergi yodium. Alergi kebanyakan menurun dalam keluarga. Jadi jika Anda memiliki anggota keluarga dekat yang punya alergi, risiko Anda akan lebih besar untuk mengalami alergi.
Apa saja gejala alergi yodium?
Reaksi alergi yodium bisa muncul dalam waktu dua jam setelah paparan pertama. Gejala yang ditimbulkan serta tingkat keparahannya pun bisa bervariasi antar setiap orang, tergantung pada seberapa banyak paparan yodium yang dialami.
Beberapa gejalanya meliputi:
- Ruam kulit yang terasa gatal dan menyakitkan (bisa juga tanpa timbul ruam); masalah kulit datang paling pertama, dan bisa timbul di bagian tubuh mana saja.
- Sensasi kesemutan di bibir yang menjalar ke seluruh wajah.
- Mata, lidah, dan bibir bengkak.
- Hidung meler.
- Suara mengi (tarikan napas berbunyi “ngik-ngik”).
- Mual-muntah, diare, dan kram perut; biasanya karena makan makanan mengandung yodium, timbul lebih lambat daripada reaksi alergi lainnya.
Pada beberapa kasus, reaksi alergi yang parah, disebut syok anafilaktik, juga dapat terjadi dan ini merupakan situasi medis gawat darurat. Gejala syok anafilaktik bisa timbul berbarengan dan terjadi segera setelah paparan terakhir. Gejalanya termasuk wajah dan bibir bengkak, tekanan darah turun drastis, peningkatan denyut jantung, dan sesak napas. Segera dapatkan bantuan medis darurat jika hal ini terjadi karena bisa mengancam nyawa.
Beberapa hal yang harus Anda hindari bila memiliki alergi yodium
Alergi yodium termasuk ke dalam alergi makanan. Maka, Anda harus menghindari:
- Garam beryodium.
- Buah-buahan beryodium, seperti beragam jenis buah beri (blueberry, gooseberry, cranberry, anggur, tomat, terong, pisang, stroberi, raspberry, blackberry dan cabe.)
- Telur beryodium (sudah difortifikasi).
- Susu dan produk susu misalnya, keju, es krim, dan yogurt.
- Kacang-kacangan.
- Ikan-ikanan laut (termasuk kepiting, udang, cumi, dan kerang)
- Rumput laut
Sayuran yang dimakan akarnya atau umbinya, seperti kentang, juga bisa mengandung yodium. Tapi banyak atau tidaknya yodium akan tergantung dari kondisi tanah. Amannya, kupas kulit kentang dan cuci sayur atau buah hingga bersih sebelum memasaknya untuk mengurangi kadar yodium.
Yodium juga terkandung dalam obat oles luka.
Apa obat alergi yodium?
Bila Anda atau orang terdekat Anda pernah mengalami salah satu atau lebih dari gejala di atas, segera konsultasikan ke dokter. Bila dinyatakan positif alergi, dokter dapat memberikan obat alergi yang sesuai dengan kondisi Anda serta pantangan seputar obat, makanan, dan minuman yang harus dihindari untuk mencegah munculnya reaksi.
The post Semua yang Perlu Anda Ketahui Seputar Alergi Yodium (Bukan Cuma Alergi Garam!) appeared first on Hello Sehat.
Discussion about this post