TANGSEL-Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Tangsel di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terus melalukan operasi rutin untuk mencegahnya kerumunan demi memutus mata rantai Covid-19.
Dalam operasi tersebut Satpol PP Tangsel menyegel ratusan toko yang menimbulkan kerumunan dan melanggar Peraturan Walikota (Perwal) nomor 13 tahun 2020 dengan memberikan stiker berukuran besar yang berbunyi ‘Tempat Usaha Ini Diberhentikan Sementara’.
Namun, wilayah Ciputat, terdapat beberapa toko yang masih nekat membuka tokonya meski sudah ditempel stiker penutupan dari Satpol PP Tangsel. Untuk mengelabui jika toko tersebut benar-benar tutup hanya membuka pintu masuk yang berada disamping toko. Sementara untuk pintu keluar hanya bisa dilalui satu atau dua orang.
Ada juga beberapa konsumen yang tidak menggunakan masker, meski di pintu masuk toko tersebut ditempel area wajib masker. “Ya sebentar lagi kan mau lebaran, beli baju baru buat anak,” kata salah satu konsumen toko Ria busana, Susi saat ditemui di lokasi, Minggu, (18/5/2020).
Ketika ditanya mengenai toko Ria Busana sudah ditempelkan stiket untuk tidak berjualan guna memutus penyebaran Covid-19, dirinya justru sudah mengetahui itu.
“Iya mas saya tahu ini disegel waktu itu, tapi kata temen saya tokonya tetap buka. Jadinya saya dateng buat beli baju baru. Saya juga tetap pakai masker kok mas,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Seksi Penyelidikan dan Penyidikan Satpol PP Tangsel, Muksin Al Fachry menjelaskan, masih banyak toko yang membandel.
“Ya itulah masyarakat, abis di tutup di buka , kita dateng ditutup lagi, kita berangkat di buka lagi, ya bandel lah masyarakat,” ungkap Muksin.
Muksin juga mengatakan, banyak juga toko yang masih buka karena beralasan untuk membayar gaji karyawan dan kebutuhan makan.
“Alasannya butuh makan rata-rata, karyawan saya butuh makan. Tapi kita jelaskan ke mereka bahwa ini sementara selama PSBB berlangsung, kalau sudah selesai cabut sendiri,” ujarnya.
Lebih lanjut, momen menjelang Idul Fitri memang biasanya banyak digunakan para pedagang untuk mencari keuntungan, meski saat ini sedang diberlakukan PSBB.
“Pertama orang butuh makan lah, momen tukang baju kan sekarang. Kalau bicara mereka bandel, ya banyak yang bandel, yang enggak bandel juga banyak. Kan gak cuman tukang baju, ada spa and massage, salon, ada juga toko souvenir toko boneka diluar logistik,” papar Muksin.
Terlebih, kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan kesadaran patuh dalam aturan pemerintah juga dirasanya masih kurang.
“Itulah masyarakat kita tingkat kesadarannya masih ada yang lemah bukan berarti semuanya lemah. Kan gini Tangsel ini kan Kota, ada yg disini cuman nyari duit, ada yang bener-bener merasa orang Tangsel,” tutupnya. (PHD)
Discussion about this post