Pernahkah Anda mendengar siklotimia? Ya, siklotimia adalah salah satu gangguan mental yang gejalanya hampir menyerupai bipolar disorder. Gangguan mental ini cukup sulit dideteksi karena orang yang terkena penyakit ini sering kali tidak menyadarinya.
Jadi, pahami apa itu siklotimia, bagaimana gejala, dan penyebabnya supaya lebih mudah diatasi. Penasaran? Yuk, baca ulasannya berikut ini.
Siklotimia adalah salah satu gangguan mental
Siklotimik disorder dikenal juga dengan siklotimia adalah gangguan pada suasana hati yang menyebabkan emosi naik turun, dari hipomania ke depresi, tapi dalam skala ringan. Kondisi ini biasanya sering terjadi pada remaja. Orang dengan kondisi ini sering merasa normal atau sehat, padahal akan terlihat murung bagi orang lain. Itulah sebabnya banyak orang yang tidak sadar bila terkena gangguan ini karena perubahan suasana hati yang dialami tidak terlalu berat.
Adanya siklotimik disorder dapat ditandai dengan gejala depresi ringan yang kemudian berubah menjadi hipomania. Hipomania adalah perubahan suasana hati yang membuat seseorang merasa sangat bersemangat baik secara fisik maupun mental.
Gejala dan penyebab siklotimia
Dilansir dari Health Line, perbedaan antara siklotimik disorder dengan gangguan bipolar adalah intensitas gejala. Perubahan suasana hati akibat bipolar lebih ekstrem dibanding dengan siklotimik disorder.
Jadi, gejala depresi yang dialami dan hipomania yang muncul lebih ringan dibanding gangguan bipolar. Tapi perlu Anda ketahui, bila tidak ditangani kondisi ini bisa berkembang menjadi gangguan bipolar tipe 1 atau 2.
Gejala umum dari siklotimia adalah depresi yang terjadi lebih dari berminggu-minggu yang kemudian diikuti oleh hipomania dalam beberapa hari. Gejala depresi dari siklotimia meliputi:
- Cepat marah
- Lebih agresif
- Gangguan tidur, bisa insomnia atau hipersomnia
- Nafsu makan berubah dan berat badan menurun
- Mudah lelah
- Dorongan seksual rendah
- Mudah putus asa dan merasa bersalah
- Mudah lupa dan sulit konsentrasi
Sementara gejala hipomania dari siklotimia meliputi:
- Mudah cemas
- Sering mengeluarkan pendapat tidak seperti biasanya
- Tidak dapat mengambil keputusan dengan baik
- Gelisah
- Terlalu bersemangat tanpa merasa lelah tidak seperti biasanya
- Tidak teliti
- Cenderung berbicara sangat cepat sampai orang lain sulit untuk mencerna perkataannya
Gejala bisa terjadi secara terpisah atau bisa juga bersamaan. Sebelum didiagnosa dengan penyakit ini, gejala yang menyerang harus terjadi setidaknya dua tahun pada orang dewasa dan satu tahun pada anak-anak. Siklus perubahan gejala biasanya berpola, yaitu dari depresi, normal, kemudian hipomania.
Hingga saat ini, penyebab antara bipolar dengan siklotimia tidak diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor bisa dikaitkan dengan penyakit ini, seperti riwayat keluarga yang sebelumnya memiliki gangguan mental. Pada beberapa kasus, peristiwa traumatis juga bisa jadi pemicu terjadinya kondisi ini.
Perawatan untuk orang dengan siklotimia
Siklotimia merupakan kondisi kronis yang membutuhkan perawatan seumur hidup. Walaupun tidak dapat disembuhkan, namun gejalanya masih bisa dikelola. Bila tidak mengalami perawatan, kondisi bisa berkembang menjadi gangguan bipolar yang rentan dengan berbagai kondisi yang berbahaya, seperti penggunaan obat-obatan terlarang, tindak kekerasan, pelecehan seksual, bahkan kematian karena penyakit kronis dan bunuh diri.
Beberapa obat-obatan yang dapat membantu siklotimia, meliputi:
- Lithium untuk mengendalikan susasan hati
- Obat antikejang, seperti lemotrigin, asam valproat, dan natrium divalproex
- Obat antikecemasan, seperti benzodiazepine
- Obat antidepresan yang digunakan bersama dengan obat penstabil suasana hati
- Obat antipsikotik atopikal, seperti olanzapine, quetiapine, risperidone
Selain obat, pasein juga membutuhkan terapi kesehatan dan terapi kognitif. Terapi kesehatan berfokus pada keseluruhan kesehatan dan cara mengurangi gejala. Sementara, terapi kognitif bertujuan untuk mengembalikan perilaku ke arah yang lebih positif dan sehat.
The post Kenali Gejala Siklotimi, Gangguan Mental yang Mirip Dengan Bipolar appeared first on Hello Sehat.
Discussion about this post