TANGERANG, WT – Bagi banyak pasangan, memiliki keturunan adalah harapan besar yang ingin diwujudkan. Namun, sebagian pria menghadapi tantangan medis yang dapat memengaruhi kesuburan mereka, salah satunya adalah azoospermia, yakni kondisi di mana tidak ditemukan sperma dalam cairan ejakulasi. Hal ini menjadi salah satu penyebab utama infertilitas pada pria.
Apa Itu Azoospermia dan Penyebabnya?
Azoospermia merupakan kondisi di mana sperma tidak terdeteksi dalam air mani. Meski demikian, hal ini bukan berarti seorang pria tidak memiliki peluang untuk memiliki anak, karena sperma masih bisa saja diproduksi namun terhambat atau jumlahnya sangat sedikit. Kondisi ini dibagi menjadi dua jenis utama:
Azoospermia Obstruktif
Terjadi akibat penyumbatan pada saluran reproduksi, seperti di epididimis atau vas deferens, yang mencegah sperma keluar. Testis masih berfungsi normal dalam memproduksi sperma, dan kondisi ini dapat ditangani melalui prosedur bedah atau metode pengambilan sperma langsung dari testis untuk keperluan bayi tabung (IVF/ICSI).
Azoospermia Non-obstruktif
Disebabkan oleh gangguan produksi sperma di dalam testis, yang dapat terjadi akibat kelainan genetik, ketidakseimbangan hormon, atau masalah testis seperti varikokel. Penanganannya lebih kompleks dan sering kali memerlukan terapi hormonal.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan azoospermia meliputi gangguan hormonal, kelainan genetik, infeksi atau peradangan pada organ reproduksi, efek samping pengobatan tertentu, hingga dampak dari prosedur medis seperti kemoterapi atau operasi di area testis.
Bagaimana Gejala dan Diagnosa Azoospermia?
Sebagian besar pria dengan azoospermia tidak merasakan gejala yang jelas. Kondisi ini biasanya baru terdeteksi saat pasangan mengalami kesulitan memiliki keturunan. Untuk memastikan diagnosis, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan, di antaranya:
Analisis Sperma, yaitu pemeriksaan laboratorium untuk melihat ada tidaknya sperma dalam cairan ejakulasi.
Tes Hormon, guna mengevaluasi kemungkinan gangguan hormon yang memengaruhi produksi sperma.
USG Skrotum, untuk mendeteksi penyumbatan atau kelainan lain pada saluran sperma.
Biopsi Testis, prosedur pengambilan sampel jaringan testis guna mengetahui apakah masih terdapat produksi sperma.
Menurut dr. Widya Juwita, M.Biomed, Sp.And, dokter spesialis andrologi di Bethsaida Hospital, “Azoospermia bukan berarti pria tidak dapat memiliki anak. Dengan pemeriksaan yang tepat, penyebabnya bisa diketahui dan solusi yang sesuai dapat diberikan, baik melalui terapi hormonal, pembedahan, maupun teknik reproduksi berbantu seperti IVF.”
Bisakah Pria dengan Azoospermia Memiliki Anak?
Jawabannya, ya! Meskipun tidak ditemukan sperma dalam air mani, ada beberapa metode yang bisa membantu pria dengan azoospermia untuk tetap memiliki keturunan, antara lain:
Operasi untuk Mengatasi Sumbatan – Jika penyebabnya adalah penyumbatan saluran sperma, tindakan bedah dapat membantu membuka kembali jalur sperma.
Aspirasi Sperma (TESA/PESA): Prosedur ini memungkinkan pengambilan sperma langsung dari testis atau epididimis jika sperma tidak bisa keluar secara alami.
Terapi Hormon: Jika azoospermia disebabkan oleh gangguan hormon, terapi hormon dapat meningkatkan produksi sperma.
Bayi Tabung (IVF + ICSI): Jika jumlah sperma yang ditemukan sangat sedikit, prosedur In Vitro Fertilization (IVF) dengan Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) bisa menjadi solusi.
dr. Luxandre, General Manager Medis Bethsaida Hospital, menyatakan bahwa rumah sakit ini telah mengembangkan layanan Klinik Andrologi dengan tenaga medis berpengalaman dalam menangani berbagai masalah kesehatan reproduksi pria, termasuk azoospermia. “Kami menyediakan fasilitas diagnostik terkini, terapi hormonal, hingga prosedur bedah dan teknologi reproduksi berbantu untuk membantu pasangan yang ingin memiliki buah hati,” ungkapnya.
Dengan perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi reproduksi yang semakin maju, peluang bagi pria dengan azoospermia untuk memiliki anak tetap terbuka lebar. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter spesialis andrologi sangat penting agar dapat memperoleh solusi yang tepat sesuai dengan kondisi yang dialami. (RIZ)
Discussion about this post