Ngidam adalah suatu keinginan atau kerinduan yang sangat kuat dan mendesak. Membahas soal ngidam makanan pasti semua sudah terbayang, bukan? Ya, rasanya ingin sekali menyantap makanan yang sedang diidam-idamkan. Nah, banyak yang meyakini bahwa ngidam bukan hanya karena keinginan semata. Ngidam dipercayai muncul akibat kurangnya zat gizi tertentu di dalam tubuh. Ngidam adalah cara tubuh untuk menagih kepada Anda zat gizi apa yang belum terpenuhi. Apa ini benar? Yuk, simak ulasannya di bawah ini.
Apa hubungannya ngidam dengan kekurangan zat gizi?
Beberapa orang ada yang berpendapat bahwa mengidam suatu makanan adalah cara alam bawah sadar untuk “menagih” tubuh agar memenuhi kebutuhan gizi yang belum terpenuhi.
Contohnya, ngidam makan daging adalah salah satu tanda kadar zat besi atau kalsium sangat rendah di tubuh.
Agar terpenuhi, alam bawah sadar pun menimbulkan dorongan berupa ngidam sehingga Anda merasa sangat menginginkan makan daging dan zat besi bisa terpenuhi.
Ngidam belum tentu berhubungan dengan kekurangan zat gizi
Dilansir dalam laman Healthline, ternyata ada bukti lain bahwa ngidam memang tidak selalu terjadi akibat kekurangan zat gizi. Bahkan sering kali kebanyakan orang saat ngidam makanan akan mengidamkan makanan yang tinggi karbohidrat dan lemak, bukannya makanan bergizi.
Kalau seperti ini jadinya, makanan yang diidam-idamkan sering kali bukan sumber zat gizi yang baik untuk tubuh.
Contohnya, ibu hamil adalah kelompok orang yang sedang membutuhkan zat gizi dalam jumlah besar. Dugaannya harusnya setiap ibu hamil akan mendambakan makanan yang tinggi zat gizi saat hamil.
Akan tetapi, penelitian melaporkan bahwa wanita hamil cenderung mendambakan makanan tinggi karbohidrat, tinggi lemak, dan makanan cepat saji daripada mengidam-idamkan makanan yang tinggi zat gizi penting.
Selain itu, ngidam biasanya sangat spesifik dan tidak bisa digantikan dengan makanan lain. Misalnya, ngidam keju mungkin dikaitkan dengan kekurangan kalsium. Lantas bila memang kekurangan kalsium, bagaimana kalau diberikan tahu, teri, atau susu? Ketiganya juga tinggi akan kalsium.
Pada kenyataannya, orang yang sudah ngidam pasti tetap menginginkan keju meski sudah makan nasi ikan teri. Padahal kalau memang kekurangan kalsium, seharusnya makan tahu, minum susu, atau makan teri juga bisa membantu memenuhi kebutuhan kalsium. Bahkan kandungan kalsium di sumber makanan tadi bisa lebih besar dibandingkan dalam keju.
Nah, ini artinya, ngidam belum tentu akibat kekurangan zat gizi tertentu. Contoh lainnya bisa dilihat dalam kasus pica. Pica adalah kondisi saat seseorang ngidam zat yang bukan makanan seperti puntung rokok, kotoran, es batu, tanah, pasir, dan lainnya.
Pica diduga muncul akibat kekurangan zat gizi tertentu, khususnya kurangnya zat besi, zink, atau kalsium.
Akan tetapi, ketika orang dengan pica sudah diberikan suplemen zat-zat tersebut, perilaku ngidamnya tetap ada. Tidak ada pengaruhnya ketika zat gizinya sudah terpenuhi dengan perilaku ngidamnya. Mereka akan tetap mendambakan makan puntung rokok atau tanah.
Banyak hal bisa menimbulkan rasa ngidam makanan
- Stres berat. Orang yang tertekan seringnya mengidam makanan tertentu daripada orang yang sedang tidak stres
- Kurang tidur. Kurang tidur juga dapat mengganggu kadar hormon yang dapat meningkatkan kemungkinan mengidam
- Kurangnnya protein dan serat. Protein dan serat membuat kenyang lebih lama alhasil Anda tidak mudah lapar. Ketika keduanya kurang, maka rasa lapar dan mengidam justru jadi mudah muncul.
- Punya pantangan makan. Bagi orang yang punya pantangan makanan tertentu, misalnya karena memiliki penyakit, yang terjadi justru Anda semakin mendambakan makan pantangan tersebut. Semakin dilarang, nafsu untuk mengonsumsi makanan yang harus dihindari malah semakin tinggi.
The post Benarkah Kita Ngidam Makanan Karena Kekurangan Zat Gizi Tertentu? appeared first on Hello Sehat.
Discussion about this post