TANGERANG, WT – Diabetes melitus (DM) kerap disebut sebagai “ibu dari segala penyakit” karena risiko komplikasi serius yang menyertainya.
Menurut Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD-KEMD, FINASIM, FACE, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Metabolik Endokrin dan Diabetes dari Eka Hospital BSD, penyakit ini merupakan kondisi kronis yang memerlukan pengelolaan jangka panjang.
“Diabetes tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikendalikan dengan pola hidup sehat, pengobatan teratur, dan kontrol rutin,” ujarnya.
Diabetes di Indonesia: Peringkat 5 Dunia
Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) tahun 2021, Indonesia menempati posisi kelima dengan 19,5 juta penderita diabetes. Sebagian besar dari mereka menderita Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) yang disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat, obesitas, dan faktor genetik.
Jenis Diabetes yang Perlu Diketahui
Prof. Sidartawan menjelaskan bahwa diabetes terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Tipe 2: Terbanyak di Indonesia, disebabkan oleh resistensi insulin.
Tipe 1: Gangguan autoimun yang menyerang sel penghasil insulin.
Gestasional: Muncul saat kehamilan dan bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Tipe lainnya: Termasuk akibat obat-obatan atau kondisi genetik seperti MODY dan LADA.
Komplikasi Diabetes yang Berbahaya
Jika tidak ditangani, diabetes dapat menimbulkan komplikasi seperti:
Penyakit jantung dan stroke
Kerusakan saraf (neuropati)
Gagal ginjal (nefropati)
Gangguan penglihatan (retinopati)
Disfungsi ereksi
Luka yang sulit sembuh dan amputasi
Infeksi kulit
Risiko Alzheimer
“Glukosa yang terus tinggi bisa merusak pembuluh darah dan organ tubuh,” jelas Prof. Sidartawan.
Pemeriksaan Rutin dan Gaya Hidup Sehat
Dalam rangka memperingati Hari Diabetes Nasional (18 April), masyarakat diimbau melakukan deteksi dini jika memiliki faktor risiko seperti berat badan berlebih, kurang aktivitas, atau riwayat keluarga penderita diabetes.
Gejala yang perlu diwaspadai antara lain:
Sering haus dan buang air kecil
Penurunan berat badan tiba-tiba
Luka sulit sembuh
Infeksi jamur berulang
Pemeriksaan yang direkomendasikan:
HbA1C
Gula darah puasa
Gula darah sewaktu
Gula darah 2 jam post-prandial
“Kuncinya adalah deteksi dini dan kendali jangka panjang. Bahkan, dengan pola hidup sehat, banyak pasien dapat menjaga kadar gula tanpa obat,” tutup Prof. Sidartawan. (RIZ)
Discussion about this post