Banjir berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan psikis ibu hamil, menyusui, serta yang memiliki anak balita. Meski begitu, Anda bisa mencegah dampak buruk tersebut dengan melakukan sejumlah upaya antisipasi. Simak informasi berikut untuk mengetahui langkah-langkah yang dapat Anda lakukan.
Tips menghadapi banjir bagi ibu hamil
Mengantisipasi banjir mungkin dapat memicu stres dan rasa lelah, terutama bila Anda sedang menjalani trimester akhir kehamilan.
Akan tetapi, hal ini akan membuat Anda lebih siap menghadapi kondisi darurat atau saat bantuan belum datang.
Berikut caranya:
1. Sebelum terjadi banjir
Saat musim penghujan tiba, tanyakan dokter kandungan di mana Anda bisa mendapat layanan kesehatan jika klinik di sekitar Anda tutup karena banjir.
Pastikan seluruh anggota keluarga mengetahui hari perkiraan lahir dan lokasi layanan kesehatan tersebut.
Jika hari persalinan sudah dekat, ketahui tanda-tandanya. Konsultasikan pula dengan dokter kandungan tentang langkah-langkah persalinan dalam keadaan darurat.
Ketahui bagaimana cara, lokasi, dan kondisi yang aman untuk bersalin dalam situasi seperti ini.
Bantuan untuk banjir besar biasanya memakan waktu lebih lama sehingga ibu hamil disarankan menyiapkan makanan, air bersih, dan obat-obatan setidaknya untuk 3 hari ke depan.
Siapkan pula selimut dan pakaian, serta ponsel untuk kondisi darurat.
2. Saat dan setelah terjadi banjir
Ketika harus meninggalkan rumah, bawalah perlengkapan darurat yang sudah Anda persiapkan.
Jika Anda dan keluarga perlu mengungsi ke posko banjir, pastikan Anda memberitahu tenaga medis di posko bahwa Anda sedang hamil.
Lanjutkan perawatan kehamilan Anda begitu keadaan sudah aman. Minumlah vitamin, suplemen, serta obat-obatan yang Anda butuhkan.
Lakukan pemeriksaan kehamilan di klinik kesehatan yang memadai bila kondisinya sudah memungkinkan.
Melansir Centers for Disease Control and Prevention, banjir dapat meningkatkan risiko infeksi pada ibu hamil.
Lindungi diri Anda dengan sering mencuci tangan, menjauhi tempat kotor, serta menjaga jarak dengan orang yang sakit. Jangan lupa mencukupi kebutuhan makan dan minum Anda setiap hari.
Tips menghadapi banjir bagi ibu menyusui dan yang memiliki anak balita
Ibu menyusui dan yang memiliki anak balita membutuhkan lebih banyak asupan nutrisi dan layanan kesehatan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan:
1. Sebelum terjadi banjir
Ibu yang memiliki bayi di bawah 6 bulan tetap perlu memberikan ASI eksklusif. Penuhi kebutuhan nutrisi Anda agar tetap bisa menyusui secara langsung dan si kecil tetap mendapat nutrisi yang dibutuhkannya.
Anda mungkin dapat memompa ASI untuk persediaan. AKan tetapi, persediaan tersebut tidak akan bertahan lama jika tidak ada listrik karena Anda membutuhkan kulkas untuk menyimpannya.
Seperti halnya ibu hamil, ibu menyusui dan yang memiliki balita juga perlu menyiapkan perlengkapan darurat banjir paling tidak untuk 3 hari ke depan.
Ibu yang memberikan susu formula juga perlu menambah persediaan air matang di botol atau termos karena air bersih akan sulit didapatkan.
Anda tidak hanya harus menyiapkan kebutuhan sendiri, tapi juga buah hati Anda. Jadi, jangan ragu untuk meminta bantuan keluarga ataupun tetangga untuk menyiapkan dan membawa seluruh kebutuhan ini saat terjadi banjir.
2. Saat dan setelah terjadi banjir
Apabila Anda harus mengungsi ke posko pengungsian, bawalah perlengkapan darurat yang sudah Anda siapkan. Beritahukan tenaga medis yang bertugas di posko bahwa Anda sedang menyusui atau memiliki anak balita.
Saat memberikan susu formula atau minum untuk balita, sebaiknya gunakan air minum dalam kemasan.
Bila air minum kemasan betul-betul tidak tersedia, rebus air selama 1 menit dan biarkan hingga hangat sebelum mencampurnya dengan susu formula.
Jagalah kesehatan Anda dengan mencukupi kebutuhan makan dan minum selama berada di posko pengungsian. Tetaplah berada di posko hingga keadaan sudah dipastikan aman dan Anda boleh kembali ke rumah.
Ibu hamil, menyusui, serta yang memiliki anak balita lebih rentan mengalami gangguan kesehatan akibat banjir.
Hal tersebut dapat disebabkan karena asupan nutrisi yang tidak memadai, air yang tercemar, serta lingkungan yang kotor.
Anda dapat mengurangi risikonya dengan melakukan upaya antisipasi sebelum, saat, serta setelah banjir. Melalui tips di atas, para ibu dapat menghadapi bencana banjir dengan lebih sigap dan mandiri. (Hello Sehat)
Discussion about this post