WARTA TANGERANG – Payudara sangat identik dengan wanita, perkembangan organ tubuh pada payudara biasanya terjadi bersamaan dengan seorang anak gadis memulai menstruasi pertama kali.
Namun sayangnya hal ini tidak dibarengi dengan edukasi pentingnya menjaga dan memperhatikan kesehatan payudara, seperti pemeriksaan payudara sendiri atau biasa dikenal dengan istilah SADARI (PerikSA PayuDAra SendiRI).
Tak jarang benjolan yang ditemukan di daerah payudara terabaikan sehingga telah mengganas dan menyebar ke organ lain karena ketidaktahuan adanya bahaya yang mengintai dibalik itu.
Kanker payudara merupakan kanker dengan jumlah angka kejadian tertinggi pada perempuan di dunia. Di Indonesia sendiri, penyakit ini memiliki angka kejadian dan angka kematian yang cukup tinggi, sehingga menempati urutan pertama dari sepuluh penyakit kanker terbanyak. Faktanya setiap jam terjadi 6 kasus kanker payudara di Indonesia.
Tingkat keganasan dari kanker payudara dibagi menjadi 4 stadium (tingkat). Semakin rendah stadiumnya, semakin mudah untuk diobati dan semakin tinggi tingkat kesembuhannya. Sebaliknya adalah semakin tinggi stadiumnya, menandakan penyebaran kanker telah meluas, seperti ke area payudara yang lainnya, tulang, hati bahkan dapat menyebar ke tempat yang terjauh sekalipun, misalnya otak.
Menurut Dr. Febriyanto Kurniawan, Sp.B(K) Onk, Konsultan Bedah Kanker Eka Hospital BSD, metastasis kanker payudara adalah stadium paling lanjut dari kanker payudara. Pada kondisi ini, sel kanker sudah menyebar ke area lain, seperti tulang, otak, hati, atau paru-paru. Penyebab dari terjadinya metastasis kanker payudara adalah menyebarnya sel kanker melalui kelenjar getah bening atau pembuluh darah di dekatnya.
Febri menambahkan dewasa ini era pengobatan kanker sudah sangat jauh berbeda, jika pada tahun 80an pasien yang menderita kanker payudara pasti operasi, kemoterapi dan radiasi.
“Saat ini kita bisa memilah milih spesifikasi pengobatan kanker. Dampaknya adalah tidak semua pasien kanker harus dilakukan kemoterapi, jadi pengobatannya yang dilakukan tergantung pada stadium yang diderita, semakin dini stadium, makin ringan pengobatannya. Bahkan ada yang cukup hanya dengan operasi tanpa harus diberikan therapi lanjutan lainnya, cukup observasi,” katanya.
Febri juga kembali mengingatkan bahwa, sudah seharusnya edukasi dasar tentang kesehatan payudara telah dipahami oleh kaum wanita dan menjadi penting untuk mengetahui ciri-ciri dari kanker payudara. Karena semakin dini diketahui, semakin mudah untuk diobati. Ada beberapa ciri-ciri ketika seseorang mengalami keadaan payudara abnormal:
1. Munculnya benjolan di payudara
Dengan rutin melakukan SADARI, seorang wanita akan memahami apabila terjadi benjolan pada payudaranya. Apabila penderita memiliki faktor risiko tertentu hal ini menjadi perlu untuk diwaspadai, apalagi bila benjolan terasa cepat membesar pada periode tertentu, meski terkadang tanpa rasa sakit juga nyeri.
2. Perubahan pada kulit payudara
Biasanya kulit payudara akan menjadi kemerahan seperti terjadi iritasi, dengan tekstur seperti kulit jeruk dan permukaan kulit tertarik ke arah dalam.
3. Perubahan pada puting
Keluarnya cairan atau darah pada puting yang tidak kunjung sembuh, juga puting tertarik masuk ke dalam.
Dokter Febri menyarankan deteksi dini dengan melakukan SADARI dapat dilakukan secara mandiri pada hari ke 7-10 setelah menstruasi setiap bulannya. Juga yang tak kalah penting melakukan pemeriksan USG payudara bagi setiap wanita yang memiliki keluhan.
Bagi wanita usia 40 tahun dan memiliki faktor risiko sebaiknya rutin menjalani pemeriksan USG payudara atau mammografi. Karena dengan pemeriksan teratur sedini mungkin penanganannya bisa efektif dan juga bisa disembuhkan secara tuntas.
Saat ini Eka Hospital telah memiliki Pusat Kanker Terpadu Eka Hospital yang bernama Eka Tjipta Widjaja Cancer Center (ETWCC). Pusat Kanker Terpadu Eka Hospital didukung oleh tim dokter onkologi yang sangat lengkap. Berbagai subspesialisasi di bidang onkologi seperti dokter bedah onkologi, onkologi medis, onkologi anak, onkologi kandungan hingga onkologi urologi siap membantu pasien dalam memberikan pilihan terapi terbaiknya.
Tim dokter onkologi Eka Hospital ini sudah terhubung dalam satu Center of Excellence bernama ETWCC yang dipimpin langsung oleh seorang chairman, Dr.dr.Sonar Soni Panigoro, Sp.B (K) Onk, M.Epid, MARS. Dengan kehadiran Pusat Kanker Terpadu, Eka Hospital percaya bahwa pasien kanker memiliki harapan kesembuhan yang tinggi apabila ditangani dengan segera dan diiringi dukungan medis yang baik. (RLS)
Discussion about this post