TANGSEL, WT – RSU Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan (MUsrenban) Organisasi Perangkat Daerah (OPD) gabungan bersama Dinas Kesehatan dan DPMP3KAB pada Kamis, (29/2/2024).
Pada kegiatan tersebut dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Allin Hendarlin, Ketua DPRD Kota Tanggsel, Abdul Rasyid, Direktur RSU Kota Tangsel, Ummi Khulsum serta undangan yang hadir.
Dalam sambutannya Ketua DPRD Kota Tangsel, Abdu Rasyid mengatakan, musrenbang digelar sebagai perencanaan pembangunan. Hal ini menjadi rangkaian sistem perencanaan pembangunan daerah.
“DPRD mempunyai tiga fungsi. Yaitu, legislasi, anggaran dan pengawasan. Fungsi legislasi berkaitan dengan membentuk perda bersama dengan walikota, fungsi anggaran berkaitan dengan pembahasan dan memberikan persetujuan raperda mengenai apbd yang diajukan oleh walikota, dan fungsi pengawasan berkaitan dengan pengawasan pelaksanaan perda dan apbd. Ketiga fungsi tersebut dijalankan dalam kerangka representasi masyarakat,” katanya.
Menurutnya, tantangan utama adalah kemiskinan angka kemiskina relative rendah dibandingkan kota lainya di prov banten dan seharusnya masih belum sepenuhnya pulih seperti sebelum pandemi covid-19. tetapi kemiskinan ektrem (kondisi ketidak mampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar, yaitu makanan, air bersih, sanitasi layak) masih cukup tinggi.
“isu strategis dan permasalan RPJMD Kota Tangsel 2021-2026 yaitu sumber daya manusia, ekonomi dan tata kelola pemerintahan, isu stunting yaitu pada tahun 2021-2022. Angka stunting meningkat pada kisaran 14 persen, pada tahun 2023, angka stunting berhasil diturunkan menjadi sekitar 8 persen. DPRD mendorong agar angka stunting pada tahun 2024-2025 dapat diturunkan serendah mungkin dengan berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan pembangunan,” ujar politisi Partai Golkar itu.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Dr. Allin Hendarlin menuturkan forum ini membahas fokus kegiatan kegiatan kedua isu yang berkembang khususnya di bidang kesehatan. Kematian bayi yang merupakan salah satu indikator drajat kesehatan masyarakat kemudian juga paferensi giji buruk yang didalamnya juga ada stunting.
“Kita terus mendorong untuk meminilaisir dan mengurangi angka stunting maupun angka kematian ibu dan anak melalui program yang telah berjalan saat ini,” ucapnya.
Ditambahkan Direktur RSU Tangsel, Ummi Khulsum yang diwakili Kepala Bagian Tata Usaha, Oco, Musrenbang merupakan kegiatan rutin. Pihaknya terus berusaha meningkatkan pelayanan. Selain itu, penyediaan obat-obatan makan minum untuk pasien, pemeliharaan alat-alat kesehatan terus untuk kesehatan lingkungan.
“Saat ini itu menjadi priotitas yang kita lakukan di tahun 2025 dan adapun untuk program tambahan itu tentunya nanti kita melihat pada kekuatan anggaran APBD Kota Tangsel,” ucapnya.
Dijelaskan Oco, di 2025 ada penambahan program khusus dari kementrian kesehatan sebagai pelayanan rujukan jantung. Penyediaan pelayanan ini akan bertahap. Dari segi teknologi kesehatan yang harus kita persiapkan seperti ICCU intensif coroner care unit.
“Kateter jantung juga itu harus dipersiapkan tentunya itu perlu waktu dan artinya untuk program rujukan jantung ini bertahap. kalau peningkatan penilaina terlebih dahulu istilahnya persentase dan ini kita menunggu dari Kementrian Kesehatan tapi intinya kita sudah dapat perintah dari Dinas Kesehatan,” pungkasnya. (ADV)
Discussion about this post