TANGERANG, WT – Wali Kota Tangerang, Sachrudin bersama Wakil Wali Kota, Maryono Hasan meninjau langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing di Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang pada Senin, (17/3/2025). Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau kondisi terkini serta melihat secara langsung proses pengelolaan sampah yang dilakukan di lokasi tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota dan Wakil Wali Kota berdiskusi dengan petugas lapangan serta meninjau berbagai aspek pengelolaan sampah di TPA.
“Kondisi di sini tentu menjadi perhatian kita bersama, karena setiap hari sampah terus bertambah. Namun, Pemkot Tangerang bersama Dinas Lingkungan Hidup terus berupaya agar jumlah sampah yang masuk ke TPA dapat diminimalisir,” ujar Sachrudin.
Didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang, Wawan Fauzi, Wali Kota dan Wakil Wali Kota juga meninjau pengolahan sampah menjadi Refuse-Derived Fuel (RDF), salah satu inovasi yang dikembangkan untuk mengurangi volume sampah.
“Kami ingin memastikan pengelolaan sampah di TPA Rawa Kucing berjalan sesuai standar. Proses RDF ini adalah langkah penting untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA. Saat ini, fasilitas RDF telah beroperasi dan mampu mengolah sekitar 30 ton sampah per hari,” jelas Sachrudin.
Lebih lanjut, ia mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam pengelolaan sampah, khususnya dengan memilah sampah dari sumbernya. Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam menjaga kebersihan lingkungan.
“Pengelolaan sampah yang efektif membutuhkan partisipasi semua pihak. Mari kita bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dan mewujudkan Kota Tangerang yang lebih sehat dan nyaman,” ajaknya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang, Wawan Fauzi, mengungkapkan bahwa komposisi sampah yang masuk ke TPA Rawa Kucing didominasi oleh sampah organik, mencapai 57,65% dari total sampah yang diterima.
“Jika masyarakat dapat mengolah sampah organik dari rumah masing-masing, misalnya dengan memanfaatkan lubang biopori, maka volume sampah yang masuk ke TPA akan berkurang,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa edukasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan sampah dari sumbernya menjadi tantangan yang harus terus dilakukan. “Ini adalah tugas bersama kita semua, mengingat usia operasional TPA juga terbatas,” pungkas Wawan. (KEY)
Discussion about this post