JAKARTA, WT – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peran strategis dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Berdasarkan data tahun 2023, sektor ini menyumbang sekitar 60% dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dengan nilai mencapai Rp9.580 triliun.
Tak hanya itu, UMKM juga menyerap hingga 97% tenaga kerja nasional, setara dengan sekitar 117 juta orang, serta memberikan kontribusi sebesar 15,7% terhadap total ekspor Indonesia.
Melihat peran penting tersebut, peningkatan kapasitas dan daya saing global UMKM menjadi kunci dalam memperkuat struktur ekonomi nasional. Hal ini disampaikan Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian Koperasi dan UKM, Bagus Rachman, dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IMA 2025 yang berlangsung di Shangri-La Hotel, Jakarta pada Sabtu 14 Juni 2025.
Bagus menekankan pentingnya perubahan cara pandang terhadap pelaku UMKM. “Kita tidak boleh lagi menyebut mereka hanya sebagai pelaku UMKM. Mereka adalah pengusaha UMKM, dan perlu berpikir layaknya pelaku bisnis yang menyasar pasar global, bukan sekadar pasar lokal. Dengan pola pikir seperti itu, tindakan dan strategi mereka juga akan semakin progresif,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan langkah strategis pemerintah yang kini memisahkan unit kerja antara koperasi dan UMKM dalam kementerian. “Presiden Prabowo telah menginstruksikan pemisahan ini agar masing-masing mendapat perhatian dan pengembangan yang lebih fokus serta efektif,” tambahnya.
Komitmen pemerintah untuk mengangkat UMKM naik kelas juga terlihat dari besarnya alokasi anggaran yang disiapkan. “Hampir Rp1.000 triliun digelontorkan untuk mendukung pemberdayaan UMKM secara menyeluruh,” tutur Bagus.
Dalam kesempatan yang sama, President Indonesia Marketing Association (IMA), Suparno Djasmin, menyatakan bahwa IMA siap menjadi mitra aktif dalam memperkuat UMKM Indonesia menuju kancah internasional. “Kami percaya UMKM perlu didukung tidak hanya lewat pelatihan dan pembiayaan, tetapi juga melalui strategi pemasaran yang kuat, koneksi lintas sektor, akses pasar ekspor, dan eksposur media yang berkelanjutan,” pungkasnya. (RIZ)



















Discussion about this post