WARTA TANGERANG – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tangerang, Moch Maesal Rasyid, bersyukur atas banyaknya pihak yang ikut berpartisipasi dan peduli terhadap program penataan dan pembangunan kawasan pesisir. Kawasan pesisir yang ada di delapan kecamatan di Kabupaten Tangerang memang menjadi perhatian Pemkab Tangerang melalui Gerakan Pembangunan Masyarakat Pantai (Gerbang Mapan).
“Alhamdulillah, sekarang ini ditambah lagi oleh IPB, alumni IPB, Biotrop, dan rekan-rekan lainnya, mereka semua turut serta berpartisipasi aktif membantu dalam program pembangunan kawasan pesisir di Kabupaten Tangerang,” kata Sekda Maesal Rasyid saat menghadiri acara Penanaman Mangrove dan Program Edukasi untuk para siswa sekolah, di Ketapang Urban Akuakultur, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Kamis (28/10/2021).
Acara tersebut digelar dalam rangka Gerakan Nasional Pohon Langka. Kegiatan ini diinisiasi Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB bekerja sama dengan SEAMEO BIOTROP, PKSPL IPB University, Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang, dan Dewan Pengurus Daerah Himpunan Alumni Banten.
Sekda mengatakan, kegiatan ini juga bagian dari Program Unggulan Bupati dan Wakil Bupati yakni Gerakan Pembangunan Masyarakat Pantai (Gerbang Mapan). Dalam program ini, pemerintah pusat, provinsi maupun Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang, berkolaborasi untuk menata dan membangun wilayah pesisir di Kabupaten Tangerang yang panjangnya mencapai 51 km.
“Ada 8 kecamatan di Kabupaten Tangerang, panjangnya 51 km yang merupakan daerah pesisir, sehingga Program Gerbang Mapan ini akan terus kita lanjutkan programnya”, terang sekda.
Keseriusan pemerintah menata dan membangun wilayah pesisir di kabupaten itu dibuktikan dengan pembangunan Ketapang Urban Akuakultur yang ditata secara bersama-sama tiga institusi pemerintahan, yakni penataan dan pembangunan pemukiman, pemberdayaan dan pendampingan kelompok budidaya ikan, normalisasi saluran air yang menuju muara.
Dalam acara Penanaman Mangrove dan Program Edukasi untuk para siswa sekolah, di Ketapang Urban Akuakultur, ada penanaman 5.000 pohon mangrove. Mangrove tersebut yakni jenis Bruguiera, Rhyzophora dan Excocaria. Kemudian, ada tiga jenis tanaman langka dari IPB yaitu merbau yang berasal dari Papua, meranti merah dari Kalimantan, dan eboni dari Sulawesi. Semuanya ditanam di Ketapang Urban Akuakultur Kecamatan Mauk.
“Supaya kerja sama ini bisa kita lanjutkan seterusnya, supaya masyarakat di daerah pantai/pesisir ini merasakan perhatian dan kepedulian kita semua, bukan saja sebagai pusat destinasi tapi juga ada harus ada aktivitas usahanya, harus ada perputaran ekonominya”, kata Sekda.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Panitia Gerakan Nasional Pohon Langka IPB Dr M Arsyad Al Amin menyampaikan, penyerahan bantuan mangrove Bruguiera, Rhyzophora dan Excocaria serta tanaman langka lainnya, bisa mengurangi dampak lingkungan yang terjadi di wilayah pesisir.
“Mudah-mudahan dengan kegiatan ini kita bisa mengurangi dampak lingkungan terutama abrasi dan ke depan bukan hanya abrasi dan tanah timbul atau sebagainya. Mudah-mudahan kita terus bisa berkolaborasi mengatasi baik dampak lingkungan maupun sosial,” tandasnya. (RIK)
Discussion about this post