TANGSEL, WT – Eka Hospital bekerja sama dengan Stroke Awareness Club (SAC) menggelar seminar kesehatan dalam rangka memperingati Hari Stroke Sedunia 2024, yang jatuh pada tanggal 29 Oktober. Acara ini bertujuan mengedukasi para penyintas stroke untuk mencegah terjadinya stroke berulang, sesuai dengan tema Hari Stroke Sedunia 2024, “Be Greater Than Stroke.”
Stroke merupakan kondisi yang dapat dikenali dan dicegah dengan memahami faktor-faktor risikonya. Data menunjukkan bahwa 90% kejadian stroke terkait dengan gaya hidup yang kurang sehat, terutama minimnya aktivitas fisik. Oleh karena itu, kampanye Hari Stroke Sedunia tahun ini menekankan pentingnya berolahraga dan menjaga aktivitas fisik sehari-hari.
Kegiatan peringatan Hari Stroke Sedunia ini berlangsung di Lounge Eka Hospital BSD pada Selasa (29/10), dan diikuti puluhan peserta, mulai dari pasien, keluarga pasien, hingga masyarakat umum. Dalam seminar ini, hadir narasumber dr. Herianto, SpS (Spesialis Saraf Eka Hospital BSD) dan dr. Daniel Nugroho Wattimury, SpKO (Spesialis Kedokteran Olahraga Eka Hospital BSD) untuk memberikan informasi dan panduan seputar pencegahan stroke.
Stroke Awareness Club (SAC) di Eka Hospital BSD menjadi komunitas yang memberi ruang bagi para penyintas stroke dan keluarga mereka untuk saling berbagi pengalaman. Dengan berbagi informasi, komunitas ini diharapkan mampu mendorong peningkatan kualitas hidup penyintas stroke dan mencegah terjadinya stroke berulang. Kegiatan ini juga bertujuan memotivasi masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat guna mengurangi risiko stroke.
Menurut dr. Herianto, stroke terjadi karena gangguan suplai darah ke otak akibat masalah pada pembuluh darah, dan dapat menimbulkan gejala seperti gangguan saraf, kebingungan, serta kesulitan berbicara. Di Indonesia, stroke menjadi penyebab kematian sekitar 15,4% dari total kasus penyakit, dengan 2,5% pasien meninggal dunia dan sebagian lainnya mengalami kecacatan dalam berbagai tingkat.
“Orang yang pernah mengalami stroke berisiko tinggi mengalami stroke berulang. Oleh karena itu, penting untuk menghindari makanan berlemak, tinggi gula, serta makanan instan dan berkadar garam tinggi. Pemeriksaan kesehatan rutin juga diperlukan untuk memantau kondisi metabolisme tubuh,” jelas dr. Herianto.
Dr. Daniel menambahkan olahraga dapat dilakukan sesuai kemampuan dan tidak harus dilakukan di gym, cukup dengan latihan sederhana yang rutin. “Seiring bertambahnya usia, tubuh kehilangan massa otot atau sarcopenia. Ini bisa diatasi dengan latihan beban yang ringan agar massa otot tetap terjaga,” ungkap dr. Daniel.
Melalui kegiatan ini, Eka Hospital dan SAC berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan stroke melalui gaya hidup sehat, serta mendukung penyintas stroke agar tetap aktif menjalani hari-hari mereka. (RAY)
Discussion about this post