NTT–Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga saat meresmikan Sekolah Perempuan Bifemeto di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sekolah Perempuan Bifemeto ini untuk menambahkan sinergi dalam upaya peningkatan pemberdayaan perempuan yang merupakan kunci keberhasilan pembangunan sebuah negara.
“Perempuan tidak boleh lagi ada dibelakang laki-laki melainkan harus setara disamping laki-laki, sebab mereka akan menjadi aktor penting untuk meningkatkan perekonomian perempuan guna mewujudkan tujuan pembangunan bekelanjutan,” kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga saat meresmikan Sekolah Perempuan Bifemeto di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kamis, (7/11).
Menurut Menteri, saat ini masih maraknya praktik diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan di masyarakat. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terus berupaya meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan di pedesaan melalui pendidikan.
“Salah satunya melalui Sekolah Perempuan, yang diharapkan menjadi upaya konkrit dalam rangka pemberdayaan perempuan salah satunya dibidang ekonomi dari akar rumput,” ucapnya.
Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kemen PPPA, Agustina Erni menuturkan sekolah perempuan yang menjadi salah satu program dari Kemen PPPA merupakan wadah untuk membantu meningkatkan kemampuan mereka, mengenali kemampuan mereka, menggali potensi alam sekitarnya, mengenali masalah yang mereka hadapi, mengetahui hak-hak mereka dalam program pembangunan, mekanisme pembangunan, serta cara mereka dapat ikut dan mendapatkan manfaat dan cara membangun gotong royong menyatukan kemampuan mereka untuk masyarakat.
”Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari sekolah perempuan menjadi modal awal untuk membangun kepercayaan diri mereka sehingga berani dan dapat memaksimalkan akses sumber daya alam guna peningkatan pemberdayaan ekonomi perempuan,” ujar Erni.
Saat ini, sambung Agustina Kemen PPPA tengah menggali potensi kerjasama dengan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM yang memungkinkan untuk dapat menciptakan sinergi bersama PNM Mekaar dalam upaya pemberdayaan ibu rumah tangga melalui wirausaha. Salah satu program yang ditawarkan adalah Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang diprakarsai oleh PNM.
“Program unggulan Mekaar ini memberikan akses permodalan, pendampingan, dan program peningkatan kapasitas para pelaku usaha terutama perempuan ibu rumah tangga,” ucapnya.
Direktur Utama PNM Mekaar, Arief Mulyadi menuturkan PNM Mekaar merupakan salah satu produk yang memberikan layanan khusus bagi perempuan prasejahtera pelaku usaha ultramikro, baik yang ingin memulai usaha maupun mengembangkan usaha. PNM Mekaar dikuatkan dengan aktivitas pendampingan usaha dan dilakukan secara berkelompok. Terbatasnya akses pembiayaan modal kerja menjadi salah satu penyebab keterampilan berusaha mereka kurang termanfaatkan dengan maksimal. Beberapa alasan keterbatasan akses tersebut meliputi kendala formalitas, skala usaha, dan ketiadaan agunan.
”Program PNM Mekaar tentunya tidak terlepas dari dukungan Bapak Presiden Jokowi, sehingga saat ini nasabah Mekaar sudah mempunyai 5.668.000 yang tersebar di 34 provinsi se-Indonesia. Kedepannya, Mekaar akan terus berusaha meningkatkan akses peminjaman modal bagi perempuan ibu rumah tangga, hal ini tentunya sejalan dengan sekolah perempuan, ibu-ibu yang tergabung dalam Mekaar juga merupakan ibu-ibu yang hebat dimana mereka juga ikut berperan dalam rangka peningkatan ekonomi keluarga,” tandasnya. (MAS)
Discussion about this post