WARTA TANGERANG – Pengrajin tempe tahu, mulai besok, Senin (21/2/2022) tidak akan memproduksi dan menyuplai ke pasar-pasar.
Aksi tersebut, lantaran harga jual kacang kedelai yang naik secara signifikan dari sebulan yang lalu.
Seorang pengrajin tempe asal Tangsel, Mugiono (46) mengatakan, jika dalam kurun waktu tiga hari, masyarakat tidak akan menemukan tempe dan tahu.
“Paling mogok tiga hari. Besok, Senin-Selasa-Rabu sudah enggak ada tempe enggak ada tahu,” kata Mugiono di Kampung Tempe, Kedaung, Pamulang, Tangsel pada Minggu (20/2/2022).
Tiga hari berhenti produksi, Mugiono dan belasan pengrajin tempe lainnya pun terpaksa memenuhi kebutuhan sehari-harinya menggunakan uang modal berjualannya.
“Ya nganggur aja. Paling makan pakai duit modal, kan enggak ada pemasukan,” imbuhnya.
Lanjut Mugiono, tidak adanya solusi dari pemerintah membuat pengrajin tempe yang biasanya per hari menghasilkan 50 kilogram tempe, terpaksa harus berhenti produksi atau memperkecil ukuran tempe.
“Jalannya sudah buntu, ya mau enggak mau puter otak. Harga yang tadinya Rp 5 ribu jadi Rp 6 ribu, dijual Rp 7 ribu kemahalan. Disini minimal 50 kilogram tempe yang dihasilkan perorang,” ujar Mugiono. (PHD)



















Discussion about this post