Tangsel, WT – Cedera otak traumatik atau COT merupakan jenis cedera otak yang menyebabkan kerusakan pada jaringan otak yang disebabkan baik karena benturan permukaan keras, pukulan benda tumpul, dan kecelakaan.
COT cenderung terjadi di dalam otak dan jarang menunjukan gejala luka fisik, namun sering menjadi alasan utama dari kecacatan hingga kematian seseorang.
Ini membuat COT menjadi salah satu masalah kesehatan yang cukup serius, karena otak kita memiliki peran terpenting di dalam tubuh, yaitu pusat dan kendali sistem saraf yang mengendalikan kerja tubuh kita, mulai dari mata yang melihat, tangan yang bergerak, hingga jantung yang berdetak.
COT sendiri memiliki banyak jenis dengan gejala serta penyebab yang bervariasi, namun salah satu jenis COT yang memiliki dampak yang cukup fatal yaitu Diffuse Axonal Injury atau DAI.
Apa itu Diffuse Axonal Injury?
Diffuse Axonal Injury merupakan jenis dari cedera otak traumatik yang tergolong sebagai salah satu cedera otak yang paling parah. Kondisi ini menyebabkan sistem saraf yang ada di otak kita yang jumlahnya mencapai milyaran mengalami cedera yang cukup fatal.
Saraf sendiri terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pada Diffuse Axonal Injury, bagian akson yang merupakan tali kecil yang saling menghubungi saraf satu dan saraf lainnya mengalami kerusakan seperti sobek atau terkoyak. Ini menyebabkan otak kehilangan fungsi utamanya untuk mengalirkan sinyal-sinyal listrik yang mengendalikan seluruh tubuh kita.
Area cedera serta letak dari cedera ini juga bervariatif, tergantung dari penyebab dari cedera. Namun ukuran saraf yang sangat kecil membuat Diffuse Axonal Injury menjadi sulit untuk terdeteksi bahkan setelah menggunakan pemeriksaan pencitraan seperti CT Scan dan sinar-X. Namun saat terduga mengalami Diffuse Axonal Injury, dokter biasanya akan langsung memulai tindakan penanganan segera.
Apa Penyebab Diffuse Axonal Injury?
Diffuse Axonal Injury sendiri disebabkan karena adanya benturan benda atau permukaan tumpul yang keras di kepala. Benturan tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti:
● Kecelakaan lalu lintas
● Kepala terbentur permukaan keras saat terjatuh
● Kekerasan
● Shaken Baby Syndrome pada bayi
Apa Gejala dari Diffuse Axonal Injury?
Diffuse Axonal Injury memiliki gejala yang berbeda-beda tergantung dari letak dan luasnya area saraf yang mengalami cedera. Beberapa gejala yang bisa dirasakan yaitu:
● Kehilangan kesadaran
● Ketidakmampuan berbicara dan mendengar
● Amnesia
● Kesulitan untuk berpikir atau kebingungan
● Kelumpuhan
● Kehilangan keseimbangan
● Sakit kepala
Namun pada kebanyakan kasus parah, Diffuse Axonal Injury dapat menyebabkan kematian, koma, atau memasuki kondisi vegetatif.
Kondisi vegetatif sendiri merupakan kondisi dimana serebrum atau bagian otak yang mengendalikan perilaku dan pikiran tidak dapat lagi berfungsi secara normal. Dalam kondisi ini, seseorang tidak lagi mampu bergerak maupun berpikir dengan bebas, namun mungkin masih bisa merespon refleks terhadap hal-hal sekitar seperti berkedip atau menarik tangannya saat digenggam.
Apakah Diffuse Axonal Injury Bisa Disembuhkan?
Penanganan Diffuse Axonal Injury merupakan hal yang krusial dan harus dilakukan dengan cepat. Karena itulah istilah golden hour sangat penting dalam melakukan pertolongan pertama pada kasus cedera otak traumatik seperti DAI.
Golden hour merupakan rentang waktu penyelamatan efektif yang terhitung untuk menentukan serta melakukan pertolongan pertama pada kondisi darurat, seperti cedera otak traumatik. Rentan golden hour berbeda-beda tergantung dari jenis kondisi darurat yang dialami korban. Pada cedera otak traumatik, golden hour terhitung selama 60 menit setelah cedera berlangsung.
Oleh karena itu, segera bawa korban ke rumah sakit yang memiliki fasilitas yang mendukung untuk melakukan pertolongan pertama, dimana para petugas medis dapat mengurangi risiko terburuk yang bisa terjadi dengan mengurangi pembengkakan agar bisa melakukan tindakan pemulihan.
Adapun beberapa stadium Diffuse Axonal Injury (DAI), yaitu:
● Stadium 1 : Cedera yang terjadi hanya sebatas pada axon pada jaringan otak.
● Stadium 2 : Cedera yang terjadi meluas hingga korpus kalosum.
● Stadium 3 : Cedera hingga melibatkan batang otak.
Semakin tinggi stadium yang dialami pasien, maka tingkat pemulihan pasien juga akan semakin buruk. Cedera pada stadium 3, secara umum menyebabkan pasien jatuh pada kondisi vegetatif persisten. Beberapa program rehabilitasi yang Dokter rekomendasikan dapat meliputi:
● Terapi berbicara
● Terapi fisik
● Terapi okupasi
● Terapi rekreasi
Beberapa pengobatan tambahan mungkin akan direkomendasikan oleh dokter sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
Namun kebanyakan kasus Diffuse Axonal Injury yang berakhir pada koma atau kondisi vegetatif memiliki kemungkinan sembuh yang semakin kecil, bahkan dengan bantuan terapi sekalipun. Itulah mengapa ketika Anda menduga seseorang mengalami DAI, jangan ragu untuk segera membawanya ke rumah sakit.
Eka Hospital sudah memiliki serangkaian dokter spesialis saraf dan bedah saraf yang dapat membantu Anda dalam melakukan pertolongan pertama pada kasus Diffuse Axonal Injury. Tak berhenti disitu, dokter-dokter Eka Hospital juga dapat menangani masalah pada otak dan saraf seperti tumor otak, alzheimer, parkinson, hingga stroke. (*)
Penulis:
dr. Herianto, Sp.S
Dokter Spesialis Saraf Eka Hospital BSD
dr. Budi Mangaittua Silitonga, Sp.BS
Dokter Spesialis Bedah Saraf Eka Hospital BSD
Discussion about this post