Hubungan antara kontrasepsi dengan depresi banyak dipertanyakan oleh wanita yang ingin menggunakan alat kontrasepsi. Bahkan beberapa orang yang sudah menggunakannya melaporkan bahwa alat kontrasepsi bisa memicu gejala-gejala depresi. Apakah benar kontrasepsi bikin depresi? Simak ulasannya di sini.
Apakah alat kontrasepsi bikin depresi?
Para peneliti mengatakan alat kontrasepsi progestin saja, serta kontrasepsi lainnya, aman digunakan dan tidak menyebabkan depresi pada wanita yang menggunakannya.
Setelah melakukan peninjuan dari penelitian sebelumnya, para peneliti menemukan bahwa sebagian besar data tidak mendukung hubungan antara kontrasepsi progestin dan depresi.
Menurut dr. Brett Worly, seorang spesialis kandungan dari Ohio State University, ada banyak alasan mengapa orang bisa mengalami depresi, tetapi kontrasepsi progestin saja tidak mungkin menjadi satu-satunya penyebab.
Selain itu, dr. Brett juga mengatakan bahwa dalam tinjauan literatur tidak ditemukan adanya hubungan yang tepat antara kombinasi kontrasepsi hormonal dan depresi.
Untuk melakukan tinjauan literatur terbaru, para peneliti menggunakan beberapa basis data penelitian untuk mencari penelitian sebelumnya mengenai kontrasepsi progestin dan depresi.
Peneliti menemukan 26 penelitian yang memenuhi kriteria, termasuk penelitian tentang pil KB, KB spiral (IUD), implan, dan suntikan progestin saja. Dalam hampir seluruh penelitian ini, beberapa pasien melaporkan peningkatan gejala depresi setelah mereka mulai menggunakan kontrasepsi progestin.
Jadi apa artinya?
Singkatnya, pemakaian kontrasepsi saja tidak serta-merta membuat wanita kena depresi. Bila Anda mengalami depresi setelah pakai kontrasepsi, berarti Anda sebetulnya memiliki faktor risiko depresi lainnya. Misalnya punya trauma di masa kecil, ada riwayat depresi dalam keluarga, stres berat, atau gangguan keseimbangan zat kimia di dalam otak.
Kemudian ketika Anda mulai pakai kontrasepsi, faktor risiko tadi akan semakin terpicu sehingga akhirnya Anda mengalami depresi. Akan tetapi, kalau Anda tidak punya faktor risiko apa pun, Anda tidak akan lantas kena depresi karena kontrasepsi.
Risiko depresi dengan kontrasepsi hormonal kecil, tapi mungkin terjadi
Semua bentuk kontrasepsi hormonal dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya depresi, dengan risiko yang lebih tinggi terkait dengan bentuk progesteron saja, termasuk IUD.
Risiko ini juga lebih tinggi pada kontrasepsi selain KB atau kontrasepsi hormonal seperti koyo (yang ditempel kulit), vaginal ring (dimasukkan ke vagina), dan IUD.
Jadi apakah saya harus berhenti pakai kontrasepsi hormonal?
Tidak, Anda tidak perlu menghentikan penggunaan kontrasepsi. Penting untuk dicatat bahwa meski risiko depresi di antara wanita yang menggunakan bentuk kontrasepsi hormonal bisa meningkat, jumlah keseluruhan wanita yang mengalami depersi karena menggunakan alat kontrasepsi sangat kecil.
Seorang ahli penyakit dalam dari Amerika Serikat, dr. Monique Tello melaporkan pada Harvard Health Publishing bahwa hanya sekitar 2,2 dari 100 wanita yang pakai KB hormonal yang mengalami depresi. Ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil wanita saja yang akan rentan terhadap efek samping ini.
The post Benarkah Alat Kontrasepsi Bikin Depresi? Ini Jawaban dari Para Ahli appeared first on Hello Sehat.
Discussion about this post