Salah satu pertanyaan yang paling sering muncul seputar diabetes melitus adalah masih bolehkah saya makan makanan manis? Gula kerap dianggap sebagai penyebab dari diabetes lantaran penyakit ini juga dikenal dengan penyakit gula atau kencing manis. Banyak pengidap diabetes yang beralih menggunakan pemanis buatan atau bahkan madu dan gula aren sebagai pengganti gula untuk diabetes. Namun, mana sebenarnya yang paling aman dan sehat untuk menggantikan gula putih?
Asupan gula harian untuk diabetes
Membatasi asupan gula setiap harinya sebenarnya perlu dilakukan oleh semua orang tidak hanya untuk penderita diabetes.
Gula yang dimaksud adalah segala jenis pemanis yang merupakan karbohidrat sederhana seperti sukrosa, fruktosa, glukosa. Gula putih atau gula pasir yang paling sering digunakan sebagai pemanis berasal dari bit gula atau tebu ini merupakan sukrosa.
Menurut Diabetes UK, asupan maksimal gula per hari untuk penderita diabetes adalah kurang dari 30 gram atau sekitar 7 sendok makan. Asupan gula ini bukan hanya dari gula yang ditambahkan sebagai pemanis saja, tapi termasuk semua makanan yang mengandung pemanis karbohidrat sederhana tersebut. Sebagai perbandingan, 1 bungkus biskuit cokelat setidaknya mengandung 1 sendok gula.
Namun, WHO pada tahun 2015 juga merekomendasikan untuk mengurangi konsumsi gula harian maksimal sampai 6 sendok makan perhari baik untuk penderita diabetes maupun anak-anak dan orang dewasa yang sehat.
Pemanis buatan sebagai pengganti gula diabetes
Pemanis buatan diproses sedemikian rupa dengan manipulasi kimia sehingga memiliki kadar kalori sangat rendah atau bahkan nol kalori.
Hal tersebut membuat pemanis buatan diyakini tidak dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah seperti halnya pemanis alami. Oleh karena itu, pemanis buatan kerap dianjurkan dipakai sebagai pengganti gula untuk diabetes.
Namun, berbeda jenis produk pemanis buatan, berbeda pula efeknya bagi metabolisme gula darah. Anda perlu mencermati jenis-jenis pemanis buatan yang ditawarkan di pasaran. Simak informasi lengkapnya berikut ini.
1. Sukralosa
Sukralosa adalah jenis pemanis buatan yang rasanya bisa 600 kali lebih manis dari gula biasa.
Namun, kandungan sukralosa yang digunakan sebagai pemanis telah disesuaikan kadar kemanisannya. Jika sama manisnya dengan gula alami, tentu kandungan pemanis buatan ini jauh lebih sedikit sehingga kalorinya jauh lebih rendah.
Sukralosa mudah didapat karena sudah banyak yang memproduksi pemanis buatan ini.
2. Sakarin
Sakarin adalah pelopor pemanis buatan yang sudah mulai dipasarkan sejak satu abad lalu. Pemanis buatan ini rasanya 300-500 kali lebih manis dari gula alami.
Banyak penelitian terbaru yang mengungkapkan bahwa mengonsumsi sakarin bisa menimbulkan efek samping, yaitu kelebihan berat badan. Namun, sejauh ini penggunaan sakarin dalam takaran yang wajar masih diperbolehkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
3. Stevia
Stevia adalah pendatang baru dalam kelompok pengganti gula untuk diabetes. Pemanis buatan ini diekstrak dari bahan alami, yakni tanaman stevia yang tumbuh di negara-negara beriklim tropis dan subtropis.
Pemanis buatan ini termasuk yang paling populer digunakan, tak heran jika Anda bisa menemukan berbagai produk pemanis dari stevia. Pemanis stevia bebas kalori sehingga dipercaya dapat membantu mencegah penambahan berat badan.
4. Aspartam
Pemanis buatan aspartam mengandung kalori sangat rendah dengan rasanya yang 200 kali lebih manis dari gula biasa. Akan tetapi, BPOM mengingatkan orang yang mengidap atau berisiko diabetes tidak mengonsumsi aspartam secara berlebihan.
Anda sebaiknya tetap menjaga konsumsi pemanis buatan dalam jumlah yang terbatas, yaitu 50 miligram per kilogram berat badan Anda. Artinya, jika berat badan Anda ada di angka 50 kilogram, dalam sehari Anda tidak dianjurkan untuk mengonsumsi lebih dari 2.500 miligram atau 2,5 gram aspartam.
5. Asesulfam kalium
Salah satu jenis pemanis buatan pengganti gula untuk diabetes yang sering ditambahkan dalam produk makanan dan minuman kemasan adalah asesulfam kalium atau asesulfam-k.
Menurut anjuran BPOM, Anda sebaiknya tidak mengonsumsi asesulfam-k lebih dari 15 miligram per kilogram berat badan. Jika berat badan Anda 50 kilogram, hindari konsumsi pemanis buatan ini lebih dari 750 miligram per hari.
Bolehkah madu dan gula aren jadi pengganti gula untuk diabetes?
Gula putih atau gula pasir sering kali dianggap berbahaya bagi kesehatan penderita diabetes. Itu sebabnya, banyak yang lebih memilih pemanis lain seperti gula aren dan madu sebagai pengganti gula pasir.
Kadar gula darah tinggi dalam darah alias hiperglikemia bisa memang dipengaruhi berbagai hal, mulai dari makanan mengandung karbohidrat hingga kerja hormon insulin dalam tubuh Anda.
Seperti yang sudah dijelaskan, gula pasir termasuk ke dalam jenis karbohidrat sederhana. Beberapa pemanis alami lain juga termasuk karbohidrat sederhana, seperti gula merah, gula aren, dan madu.
Karbohidrat sederhana memiliki indeks glikemik (GI) tinggi, sehingga lebih cepat diproses menjadi glukosa dalam darah. Akibatnya, kadar gula darah cenderung lebih cepat naik setelah mengonsumsi berbagai pemanis alami ini.
Dengan kata lain, gula merah dan gula aren, serta madu tidak lebih baik untuk dijadikan pengganti gula untuk penderita diabetes.
Memang, madu memiliki indeks glikemik yang lebih rendah (61) dibandingkan gula pasir yang punya nilai IG 65. Namun, keduanya memiliki kemampuan yang mirip untuk menaikkan gula darah dengan cepat.
15 Pilihan Makanan dan Minuman untuk Diabetes, Plus Menunya!
Lantas, apakah berarti gula menyebabkan diabetes?
Dari penjelasan di atas, sekilas Anda mungkin mengira mengonsumsi pemanis ataupun makanan yang mengandung gula alami berbahaya bagi penderita diabetes yang gula darahnya sudah tinggi.
Padahal, pengaruh pemanis alami terhadap peningkatan kadar gula darah tidak sesederhana itu. Naiknya kadar gula dalam darah secara langsung lebih berkaitan dengan gangguan hormon insulin.
Pada diabetes tipe 1, diketahui kurangnya pasokan hormon insulin menjadi penyebab naiknya gula darah. Sementara untuk diabetes tipe 2, tingginya gula darah disebabkan oleh sel-sel tubuh yang kebal terhadap insulin (resistensi insulin) sehingga membuat glukosa menumpuk dalam darah.
Salah satu faktor pemicu resistensi insulin adalah penumpukan lemak. Nah, konsumsi pemanis alami secara berlebihan dapat memicu penumpukan lemak ini. Dengan begitu, dapat dikatakan efek konsumsi gula dan pemanis alami lainnya terhadap diabetes memang ada, tapi tidak secara langsung.
Yang terpenting mengatur asupan karbohidrat
Walaupun pemanis buatan rendah kalori, tapi manfaat pasti dari penggunaan pemanis buatan terhadap kestabilan gula darah dan proses metabolisme masih terus diuji pembuktiannya.
Meskipun pengganti gula untuk diabetes ini tidak memberikan efek berarti pada kadar gula darah saat digunakan jangka pendek, efek penggunaan jangka panjangnya berpotensi mengganggu metabolisme.
Pasalnya, pemanis buatan memiliki rasa yang sangat manis. Sinyal rasa manis dari lidah yang disampaikan ke otak dapat membuat tubuh keliru mengenalinya sebagai kondisi bertambahnya glukosa dalam darah.
Alhasil, pankreas bisa melepaskan lebih banyak insulin ke dalam aliran darah sementara tidak ada glukosa yang bisa diproses menjadi energi. Kondisi ini bisa mengarah pada hiperinsulinemia (kelebihan insulin) yang nantinya juga berisiko menyebabkan diabetes.
Meskipun memiliki beberapa kekurangan, pemanis buatan memang sedikit lebih baik dari gula alami. Namun, bukan berarti menggunakan pemanis buatan sebagai pengganti gula menjadi pilihan terbaik untuk penderita diabetes dalam menjaga kadar gula darah.
Menurut National Institute of Diabetes, masalah utama pada diabetes tipe 2 justru terletak pada kelebihan asupan karbohidrat harian dibandingkan dengan pilihan jenis gula ataupun pemanis buatan yang dikonsumsi.
Kelebihan asupan karbohidrat bukan hanya berasal dari gula, tapi juga dari makanan lain yang juga mengandung karbohidrat.
Cara mengatur asupan karbohidrat untuk penderita diabetes adalah menghitung jumlah karbohidrat dalam menu makanan sehari-hari. Berkonsultasilah dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui berapa batasan yang ideal untuk konsumsi gula harian Anda.
The post Adakah Pengganti Gula yang Lebih Sehat untuk Penderita Diabetes? appeared first on Hello Sehat.
Discussion about this post