TANGERANG, WT – Obesitas tak hanya mengganggu penampilan, tapi juga meningkatkan risiko penyakit serius seperti diabetes, jantung, hingga kanker. Selain pola hidup sehat, saat ini terdapat solusi medis bernama operasi bariatrik, yakni prosedur bedah untuk membantu penderita obesitas menurunkan berat badan secara signifikan.
Menurut dr. Handy Wing, Sp. B, Subsp. BD (K), Konsultan Bedah Digestif di Eka Hospital BSD, prosedur bariatrik seperti sleeve gastrectomy, gastric bypass, atau pemasangan balon lambung, dapat mengurangi asupan makanan atau penyerapan kalori. Tak hanya menurunkan berat badan, prosedur ini juga terbukti memperbaiki kondisi seperti diabetes tipe 2, sleep apnea, nyeri sendi, hingga meningkatkan kesuburan.
“Bariatrik adalah tindakan bedah yang bertujuan membantu pasien obesitas ekstrem untuk menurunkan berat badan. Prosedur ini bekerja dengan membatasi asupan makanan atau mengurangi penyerapan kalori di saluran cerna,” terang dr. Handy.
Namun, tidak semua orang bisa menjalani operasi ini. Kandidat bariatrik biasanya memiliki IMT ≥35 dengan penyakit penyerta dan sudah mencoba metode non-bedah tanpa hasil. Evaluasi menyeluruh dan komitmen terhadap perubahan gaya hidup pascaoperasi sangat penting.
“Operasi bariatrik bukan solusi instan, tapi bagian dari perjalanan menuju hidup sehat. Kami selalu mendahulukan pendekatan alternatif sebelum menyarankan prosedur bedah,” jelas dr. Handy.
Jenis prosedur bariatrik yang umum antara lain sleeve gastrectomy (pengecilan lambung), Roux-en-Y gastric bypass (pemotongan dan pengalihan saluran pencernaan), serta gastric balloon (pemasangan balon sementara di lambung). Setiap metode memiliki manfaat masing-masing dan dipilih sesuai kondisi pasien.
Lebih dari sekadar menurunkan berat badan, bariatrik juga terbukti efektif memperbaiki berbagai kondisi kesehatan terkait obesitas. Banyak pasien mengalami penurunan kadar gula darah, perbaikan tekanan darah, kualitas tidur yang lebih baik, hingga peningkatan kesuburan dan kepercayaan diri.
Namun, tidak semua orang bisa menjalani prosedur ini. Calon pasien biasanya memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥40, atau ≥35 dengan penyakit penyerta, serta telah gagal menurunkan berat badan dengan metode non-bedah. Komitmen jangka panjang terhadap gaya hidup sehat pascaoperasi juga menjadi syarat mutlak.
“Di Eka Hospital, kami selalu memulai dengan pendekatan non-bedah terlebih dahulu. Namun jika diperlukan, bariatrik bisa menjadi solusi jangka panjang yang aman dan efektif, asalkan dilakukan dengan evaluasi medis menyeluruh,” tandas dr. Handy. (RIZ)
Discussion about this post