TANGSEL – Pilkada Kota Tangerang Selatan (Tangsel) bakal diikuti tiga pasangan calon (paslon). Yakni, Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan, Siti Nur Azizah Ma’ruf-Ruhama Ben, dan Muhamad-Rahayu Saraswati. Dari tiga Paslon siapa terkuat?.
Direktur Konsepindo Research and Consulting Veri Muhlis Arifuzzaman, menilai kondisi itu menguntungkan Paslon Benyamin-Pilar di Pilkada.
Dua bakal calon kompetitor lainnya tidak terlalu kuat untuk menyaingi Benyamin-Pilar. Kedua Paslon itu tidak punya waktu banyak untuk mendapatkan simpati masyarakat menjelang Pilkada.
“Penantangnya Benyamin-Pilar ini masih lemah, baru dibentuk belum lama dan elektabilitasnya masih jauh dibawah. Silakan cek berbagai survei kekinian. Butuh berjuang amat keras bagi para penantang itu untuk melawan Benyamin yang sudah turun ke bawah dan berjibaku dengan masyarakat di akar rumput selama hampir 10 tahun belakangan. Jadi meremehkan pasangan Benyamin-Pilar itu adalah analisis sembrono,” ujarnya, Sabtu (25/7/2020).
Veri mengatakan, bakal calon pasangan Muhammad-Rahayu Saraswati tidak memiliki bekal elektoral yang cukup kuat. Karena, walaupun posisi Muhamad sekarang adalah Sekretaris Daerah Kota Tangsel, namun perannya lebih banyak ke dalam pemerintahan. “Urusan yang berhubungan langsung dengan masyarakat lebih banyak ditangani langsung oleh Walikota Airin Rachmi Diany atau Wakil Wakilota Benyamin Davnie,” katanya.
Sementara, pasangan Azizah Mar’uf-Ruhama Ben butuh waktu lebih panjang untuk bisa dikenal dan disukai oleh masyarakat. Karena, kata dia, mengandalkan diri sebagai anak wapres tidak akan mempengaruhi suara. “Apalagi Azizah baru terlihat turun dan icikibung (nimbrung, red) di Tangsel belum lama,” ujarnya.
“Sementara Ruhama sendiri butuh kerja amat sangat keras untuk dikenal publik, hal mana secara historis bisa dicek yang bersangkutan beberapa kali tidak berhasil duduk di kursi legislatif. Jadi Tangsel ini medan pertempuran yang berat, karenanya membutuhkan mental petarung yang kuat. Kubu Benyamin-Pilar punya mental itu. Punya pengalaman dihajar sana-sini dengan berbagai isu, dan mereka menang. Jadi jangan meremehkan pasangan ini,” ujarnya.
Diakui Veri, kekuatan Benyamin memang tidak seperti Airin. Namun, dukungan Airin secara pribadi kepada Ben memiliki dampak elektoral. Seandainya Airin bisa ikut pilkada lagi, kemungkinan Benyamin masih akan dipilihnya menjadi pendamping. “Oleh karena tidak terlalu kuat itulah maka ketika pertarungan tidak head to head, tidak dua pasangan, maka Benyamin-Pilar menjadi diuntungkan. Ceruk ideologis historis dan pragmatis yang dimiliki pasangan ini cukup solid,” terangnya.
Menurut Veri jika kekuatan Benyamin tidak bisa melebihi angka 50 persen, akan tetapi karena ada tiga paslon yang bakal maju, modal itu sudah lebih dari cukup mengantarkannya ke kemenangan. “Hal ini bisa berubah jika Benyamin-Pilar diam saja alias rebahan dan menunggu nasib. Tapi setahu saya, tradisi temu warga, temu tokoh dan blusukan ini sudah mendarah daging di kubu Airin, mereka biasa bertemu orang dan keliling dari pagi sampai malam dan terus dilakukan tiap hari. Jadi begitu ya, tidak mudah mengalahkan Benyamin-Pilar,” pungkasnya. (RAY)
Discussion about this post