TANGSEL, WT – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menargetkan nol persen penyebaran HIV AIDS pada tahun 2030. Salah satu caranya dengan penambahan pelayanan kepada pengidap HIV AIDS.
Secara Demografi, wilayah Kota Tangsel berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang.
Kota Tangerang Selatan terdiri dari tujuh kecamatan dan 54 kelurahan dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 diperkirakan sebanyak 1.3 juta jiwa dengan luas wilayah 147,19 km² dengan kepadatan 8.453 jiwa/km².
Kondisi Penyebaran HIV AIDS di Kota Tangerang Selatan
Penyebaran HIV AIDS di Kota Tangerang dari tahun ke tahun bak gunung es. Kadang menurun kadang juga naik di tahun berikutnya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Tangsel sejak delapan tahun terakhir ini kasus HIV AIDS meningkat. Pada tahun 2015, ODHIV sebanyak 104 kasus dengan positif AIDS 19, tahun 2016 ODHIV sebanyak 155 kasus dengan positif AIDS 24, tahun 2017 kasus HIV sebanyak 216 dengan positif AIDS sebanyak 23.
Kemudian di tahun 2018, ODHIV 187 kasus dengan 25 positif AIDS, di tahun 2019, angka HIV meningkat sebanyak 197 dengan positif AIDS sebanyak 36, lalu di tahun 2020, angka HIV menurun sebanyak 162 dengan AIDS sebanyak 30.
Lalu di tahun 2021, tercatat sebanyak 173 kasus HIV dengan 26 AIDS. Di tahun berikutnya, meningkat tajam sebanyak 311 HIV dengan 48 AIDS dan di tahun 2023, sebanyak 351 HIV dengan 80 AIDS.
“Kasus ODHIV di Kota Tangsel didominasi kaum pria sebesar 82 persen dengan range usia 25 hingga 49 tahun,” kata Humas Aliansi masyarkat Peduli Kesehatan Kota Tangsel (AMSATS), Iman Permana.
Layanan Kesehatan bagi ODHIV di Kota Tangsel
Pelayanan bagi ODHIV AIDS dari Kota Tangsel terus diupayakan maksimal. Di tahun 2023, Pemkot Tangsel membuka layanan pencegahan dan pengobatan dan (PDP) tersebar di tujuh kecamatan. Layanan HIV (PDP) ada di 25 Puskesmas, tiga RSU dan lima rumah sakit swasta.
“Bahkan tahun 2024 ini akan ada penambahan fasilitas PDP di delapan puskesmas. Jika ada warga yang ingin tes silahkan datang ke puskesmas setempat meskipun puskesmas tersebut belum melayani pengobatan. Komitmen dari Pemkot Tangsel sudah cukup baik, ” ujar Iman.
Pada peringatan Hari AIDS sedunia 2023, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar mengatakan, memperluas pelayanan untuk penderita HIV AIDS.
Awalnya hanya ada 12 tempat pelayanan pengobatan dan tahun ini Dinkes akan membuka 33 pelayanan untuk pengobatan. Pelayanan tersebut tersebar di 25 puskesmas, lima di RSU Tangsel dan 5 rumah sakit swasta di Kota Tangsel.
“Sedangkan, untuk pemeriksaan pada bayi baru lahir, akan dilaksanakan di 35 puskesmas,” jelasnya.
Sedangkan, untuk memantau keberhasilan pengobatan tersebut Allin mengaku, pihaknya sudah melatih pegawai puskesmas di 7 kecamatan dengan alat yang ada, yakni PCM yang berasal dari hibah Kemenkes.
“Mulai dari penemuan kasus, pengobatan sampai pemantauan keberhasilan pengobatan akan secara penuh dilakukan di Tangsel,” ujar Allin.
Allin mengaku, untuk mewujudkan pada 2023 Kota Tangsel zero kasus HIV AIDS diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak.
“Jadi bagaimana untuk mengeliminasi nanti di 2030 kita memang harus melibatkan komunitas masyarakat,” terangnya.
Perda Penanggulangan HIV AIDS
Untuk memperkuat dan memaksimalkan penanggulangan HIV AIDS, Pemkot Tangsel sudah mempunyai Perda no. 10 tahun 2019 tentang Penanganan HIV AIDS. Hanya saja sampai saat ini belum ada peraturan walikota (perwal). Sehingga perda tersebut tumpul karena tidak ada turunan aturannya.
“Secara khusus, kami mendorong Pemkot Tangsel untuk dapat melahirkan produk kebijakan yang komprehensif dengan sudut pandang HAM yang baik,” ujar Iman.
Meski demikian, Iman memberikan catatan untuk pemerintah daerah untuk mengintervensi aturan daerah agar perda dimaksimalkan dengan dibuatnya perwal agar penanganan HIV AIDS di Kota Tangsel bisa optimal.
“Saya optimis perwal bisa disahkan untuk memaksimalkan kinerja teman komunitas yang konsen terhadap HIV AIDS serta OPD yang lain,” tegas Iman.
Ketersediaan Obat HIV AIDS
Sampai saat ini, kata Iman ketersediaan obat HIV AIDS atau anti-retroviral (ARV) di Kota Tangsel masih tercukupi. Proses pengajuan pun berjalan baik bahkan punya stok.
“Sangat jarang mengalami kelangkaan obat. Bahkan punya stok sampai dua b. Bisa dikatakan ideal,” pungkas Iman. (RIZ)
Discussion about this post