TANGERANG-Bank Indonesia (BI) di periode Februari tahun 2020 kembali menurunkan suka bunga acuan dari 5 persen menjadi 4,7596 persen.
Turunnya suka bunga menguntungkan bisnis properti. Karena, bunga acuan Bl ini digunakan sebagai patokan dalam menentukan suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) floating rate. Floating rate merupakan perhitungan bunga KPR yang nilainya berubah jika bunga acuan BI mengalami perubahan, turun atau naik.
Direktur Skandinavia Apartement, Norman Eka Saputra menjelaskan, bunga acuan ini diprediksikan dapat turun hingga mencapai 4,25%, yakni penurunan sebesar 0,75%, penurunan ini bahkan menjadi titik terendah suku bunga acuan Bl selama 20 tahun terakhir.
“Hal ini kembali menjadi momentum yang menguntungkan bagi pasar properti, developer semakin memiliki peluang bagi masyarakat yang belum berinvestasi di sektor properti,” ujar Norman, Minggu (1/3/2020).
“Dengan semakin menurunnya suku bunga sebanyak 0,25% bahkan diprediksikan mencapai hingga 0,75%, ditambah lagi dengan nilai tukar rupiah yang semakin menguat, akan semakin membawa energi dan pergerakan peralihan investasi ke emas dan properti,” tambahnya.
Bahkan, Norman sangat yakin dengan turunnya suku bunga acuan, peningkatan sektor properti akan semakin tinggi.
“Kami yakin apresiasi masyarakat, khususnya terhadap sektor property akan semakin meningkat,” terang Norman.
Diketahui, Gubernur Bl, Perry Warjiyo, menjelaskan suku bunga acuan turun karena disesuaikan dengan kondisi ekonomi global dan domestik. Kebijakan moneter tetap akomodatif dan konsisten dengan prakiraan nilai inflasi yang terkendali, stabilitas eksternal yang aman serta langkah preventive untuk menjaga momentum ekonomi domestik di tengah tertahannya ekonomi global. (PHD)
Discussion about this post