TANGERANG, WT – PKBM Insan Mandiri bersama Komunitas Pemuda Perum (KPP) resmi memperkenalkan Program Pendidikan Gratis untuk masyarakat, sebuah inisiatif besar yang awalnya bergerak di wilayah Cisauk dan kini diperluas hingga menjangkau Jabodetabek serta seluruh Indonesia. Program ini menjadi jawaban atas persoalan anak putus sekolah dan remaja yang kehilangan akses pendidikan akibat hambatan ekonomi, sosial, atau keterbatasan fasilitas.
Melalui program ini, anak dan remaja dapat kembali melanjutkan pendidikan melalui layanan Kesetaraan Paket A, B, dan C tanpa dipungut biaya dalam bentuk apa pun. PKBM Insan Mandiri bertindak sebagai lembaga penyelenggara pendidikan, sementara KPP mengambil peran strategis dalam pendataan, sosialisasi nasional, dan penguatan jaringan relawan di berbagai daerah.
Program ini memastikan seluruh peserta dari pelosok Indonesia dapat memperoleh fasilitas gratis, mencakup pendaftaran, administrasi, pendampingan, serta akses pembelajaran tanpa batasan domisili. Dengan dukungan jaringan komunitas dan kanal digital yang disiapkan, masyarakat dapat mendaftar dengan mudah, baik di Jabodetabek maupun wilayah lain di Indonesia.
Dalam visinya, perluasan program ini diarahkan untuk menjadi sebuah gerakan pendidikan nasional. Upaya tersebut melibatkan komunitas pemuda di setiap provinsi, jaringan pesantren, organisasi sosial, dan relawan pendidikan. Keterlibatan pendamping hukum dan sosial juga disiapkan untuk memastikan seluruh proses berjalan aman, sesuai regulasi, dan mampu melindungi peserta dari berbagai kerentanan.
Ketua KPP, Gagah Tri Saputra, menyampaikan bahwa keberhasilan program ini bukan sekadar membuka akses sekolah, tetapi juga membuka harapan masa depan. “Setiap anak yang kembali bersekolah adalah kemenangan bagi bangsa. Program gratis ini bukan sekadar pendidikan, ini adalah misi kemanusiaan,” ujarnya.
Ketua Yayasan Pembina PKBM Insan Mandiri, Fikri, menegaskan bahwa gerakan ini lahir dari panggilan moral. “Selama satu anak masih kehilangan kesempatan belajar, kita berkewajiban hadir. Pendidikan harus menjadi hak, bukan beban,” katanya. Ia berharap seluruh anak Indonesia berusia di bawah 21 tahun dapat kembali memperoleh masa depan yang layak melalui pendidikan.
Tokoh pemuda dan Paralegal Tim Hukum Muslim, Syam Kelana Aas, turut menyatakan komitmennya memastikan seluruh proses berjalan sesuai aturan. “Program ini bukan hanya pendidikan gratis, tetapi perjuangan mewujudkan keadilan bagi setiap anak,” tegasnya.
Sebagai langkah lanjutan, PKBM Insan Mandiri dan KPP akan membentuk jaringan relawan regional di Jabodetabek, mengembangkan pusat informasi dan pendaftaran berbasis digital, serta membuka Community Education Hub di berbagai kota. Mereka juga berencana menggandeng lebih banyak komunitas pemuda di provinsi lain sebagai bagian dari ekspansi nasional.
Program ini diharapkan menjangkau puluhan ribu peserta di seluruh Indonesia, menekan angka putus sekolah, serta memastikan generasi muda mendapatkan hak belajar yang setara dan berkelanjutan. (RIK)


















Discussion about this post