JAKARTA, WT – Untuk para calon bunda, proses memiliki buah hati mungkin bisa menjadi hal yang tidak mudah bagi sebagian wanita. Berbagai macam masalah fertilisasi/ kesuburan (pertemuan sperma dengan telur) yang jarang disadari dapat menjadi penghalang bagi beberapa pasangan untuk bisa mendapatkan buah hati, namun disitulah program kehamilan dapat direncanakan bersama dokter sehingga impian untuk bisa mendapatkan buah hati dapat tercapai.
Dalam proses fertilisasi, ada beberapa opsi alternatif yang bisa dipilih oleh pasangan untuk bisa mencapai kehamilan. Namun dua opsi utama yang sering menjadi pilihan adalah inseminasi dan bayi tabung, biasanya metode ini dipilih atas dasar pertimbangan serta kondisi medis tertentu baik dari laki-laki maupun perempuan.
Meski keduanya merupakan metode fertilisasi alternatif, namun mereka adalah dua jenis metode fertilisasi yang berbeda. Sehingga apa perbedaan dari keduanya dan yang mana lebih cocok untuk dilakukan oleh Anda?. Simak penjelasan Dokter Spesialis Kandungan RSIA Family, dr. Malvin Emeraldi, Sp.OG.
Apa Perbedaan Inseminasi dan Bayi Tabung?
Sebelum membahas perbedaan dari inseminasi dan bayi tabung, ada satu kesamaan yang dimiliki oleh kedua metode ini, yaitu keduanya merupakan metode fertilisasi yang dapat dilakukan oleh pasangan suami istri tanpa melakukan hubungan badan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang tidak bisa melakukan proses fertilisasi dengan berhubungan badan dengan normal, diantaranya seperti masalah kualitas sperma yang buruk, masalah pada lendir rahim, cacat fisik, risiko kelainan genetik, hingga infeksi virus penyakit menular seksual.
Namun apa yang membedakan dari keduanya? Berikut adalah perbedaan dari inseminasi dan bayi tabung:
Inseminasi
Inseminasi atau Intrauterine Insemination (IUI) merupakan metode fertilisasi buatan dimana sel sperma akan dimasukan langsung melalui vagina ke dalam rahim wanita sehingga mempersingkat waktu perjalanan sperma ke sel telur. Penggunaan inseminasi biasa dilakukan pada pasangan yang memiliki kesulitan dalam mencapai kehamilan dengan cara fertilisasi normal maupun ketidakmampuan untuk melakukan hubungan seksual karena keterbatasan fisik maupun psikologis.
Dalam proses ini, dokter akan memisahkan sel sperma dengan cairan mani dan seluruh sampel sperma yang diambil akan dimasukan langsung ke dalam rahim menggunakan spekulum untuk membuka vagina dan sel sperma akan disuntikan melalui selang kateter yang telah dimasukan ke dalam rahim, dengan itu proses fertilisasi tetap dilakukan di dalam rahim wanita.
Proses ini tidak memakan waktu lama, hanya akan memakan waktu beberapa menit hingga jam dan biasanya Anda diperbolehkan untuk langsung pulang setelahnya. Dokter akan menjadwalkan konsultasi lebih lanjut untuk melihat apakah proses inseminasi bekerja dengan baik atau tidak.
Bayi Tabung
Sedangkan bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) merupakan proses fertilisasi dimana dokter akan menggabungkan sel sperma pria dan sel telur wanita dan melakukan proses fertilisasi di dalam laboratorium atau di luar rahim. Dalam metode ini, dokter akan mengambil sel sperma pria dan sel telur wanita dan akan menyuntikan langsung sperma ke dalam sel telur untuk pembuahan dapat terjadi.
Hasil fertilisasi kemudian akan dipantau dalam inkubasi laboratorium dan diawasi perkembangannya oleh dokter, apabila proses pembuahan berhasil maka embrio akan terbentuk. Dokter kemudian dapat mengambil beberapa atau semua embrio yang berhasil mengalami pembuahan dan kemudian akan memasukkannya ke dalam rahim sehingga embrio dapat berkembang dengan baik di dalam rahim.
Berbeda dengan inseminasi, proses bayi tabung memerlukan langkah dan proses yang lebih lama sehingga proses ini memerlukan persiapan serta pertimbangan yang lebih matang bersama dokter. Bayi tabung biasanya direkomendasikan untuk pasangan yang menghadapi situasi berikut:
• Infertilitas pada pria yang parah.
• Saluran tuba yang tersumbat.
• Telah melakukan proses inseminasi namun gagal.
• Kekhawatiran tentang mewariskan kelainan genetik tertentu.
• Gangguan organ reproduksi seperti miom, kista, endometriosis.
• Gangguan masa subur.
Metode Apa yang Lebih Cocok
Inseminasi dan bayi tabung masing-masing memiliki peran unik dalam mengatasi program infertilitas. Sebelum menentukan metode yang terbaik, dokter akan membantu Anda melalui beberapa tes serta kondisi fisik dan faktor lainnya untuk membantu Anda menentukan pilihan mana yang terbaik untuk program fertilitas Anda.
Pada inseminasi, prosesnya dapat dilakukan lebih cepat dan efektif, dokter biasanya merekomendasikan metode ini jika Anda dan pasangan Anda memiliki masalah disfungsi seksual seperti gangguan ereksi pada pria, ataupun penyebab infertilitas lain yang belum diketahui penyebabnya dengan pasti. Proses inseminasi juga jauh lebih murah daripada bayi tabung dan juga merupakan prosedur yang tidak terlalu invasif, oleh karena itu sering direkomendasikan sebagai langkah pertama.
Namun inseminasi mungkin akan kurang efektif bagi beberapa pasangan dengan gangguan fertilitas seperti kualitas sperma buruk atau telah berhasil mengandung namun selalu mengalami keguguran. Dokter juga dapat merekomendasikan bayi tabung apabila Anda telah melakukan proses inseminasi berulang kali namun tidak menunjukan hasil yang memuaskan.
Proses bayi tabung mungkin membutuhkan persiapan, waktu, serta biaya yang lebih besar, tapi bayi tabung memiliki persentase keberhasilan bayi tabung secara umum tanpa melihat usia, dan indikasi adalah sekitar 40% – 50%. Untuk inseminasi hanya 10% – 20% dengan catatan tidak ada masalah pertemuan sperma dengan sel telur dalam perut ibu.
Namun suksesnya program fertilitas juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya seperti usia, penyebab ketidaksuburan, hingga riwayat kehamilan sukses sebelumnya.
Konsultasikan Dengan Dokter Sebelum Memulai Program Kehamilan
Meski tidak memiliki riwayat fertilitas sebelumnya, mendiskusikan program kehamilan dengan dokter sebelum menjalankannya sebaiknya dilakukan untuk mendeteksi adanya masalah-masalah fertilitas yang harus ditangani. Dengan mendeteksi masalah fertilitas lebih cepat, Anda dapat menghemat waktu dan memulai program fertilitas alternatif lebih dini.
Setiap pasangan pasti memiliki problematika tersendiri, sehingga Anda harus bertemu dengan spesialis kesuburan untuk meninjau riwayat dan mendiskusikan program kehamilan yang disarankan. Infertilitas bukanlah masalah langka dan bisa terjadi oleh siapapun, oleh karena itu segera periksakan kesuburan Anda dengan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi atau Dokter Obgyn yang khusus menangani gangguan kesuburan (infertilitas) untuk mendapatkan tinjauan lebih lanjut dan pilihan terbaik untuk program hamil Anda. (RLS)
Discussion about this post