TANGSEL, WT – Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Bina Konstruksi (DSDABMBK) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menyebut pembangunan infrastruktur di Kota Tangsel mencapai 90 persen pada tahun 2024.
Progres pembangunan infrastruktur tersebut diantaranya, pembangunan turap sungai, tandon, peninggian jembatan dan penataan drainase. Khusus untuk pembangunan infrastruktur jembatan, bidang ketinggiannya telah selesai dilakukan.
Kepala DSDABMBK Tangsel, Robby Cahyadi mengatakan, dalam upaya pencegahan resiko banjir pada tahun ini, DSDABMBK Tangsel juga membangun long storage sebagai upaya memarkirkan air saat turun hujan, salah satunya di perumahan Pondok Jagung.
“Kami terus berupaya meminimalisir resiko banjir dengan membangun infrastruktur tandon, long storage dan drainase. Apabila pembangunan ini selesai, semoga manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat,” kata Robby saat ditemui di Kantor DSDABMBK Tangsel, Senin (18/12/2023).
Ia juga menuturkan, tak sedikit pihaknya menemukan kendala teknis saat progres pembangunan yang ditemui di lapangan. Diantaranya masalah kesiapan lahan dan lintas komunikasi antara lembaga dan masyarakat. Seperti di beberapa titik terdapat bangunan yang melewati garis sempadan sungai (GSS) dan garis sempadan jalan (GSJ) dan utilitas yang ikut ditata
“Perlunya melakukan sosialisasi dan pendekatan kembali dengan warga sebelum membangun yang berada di GSS maupun GSJ dilakukan pembongkaran. Diharapkan ada kerjasama dengan kewilayahan untuk menegur jika ada warga yang melakukan pelanggaran, ini akan merugikan banyak orang,” ujarnya.
“Sebagian besar warga mau (bangunannya-red) di bongkar, tapi itu mungkin butuh waktu lagi,” lanjut Robby.
Adapun bangunan milik warga yang dibongkar karena pelanggaran aturan tersebut, di antaranya ada di wilayah Kecamatan Pamulang dan wilayah Kecamatan Pondok Aren.
“Di Cibenda dan vila Bintaro Regency, ada beberapa bangunan warga kita bongkar, karena bangunannya melanggar aturan tad (GSS)i,” sebut Robby.
Sementara pada pekerjaan drainase, tak jarang kendala teknis yang sering ditemui adalah ketika pekerja tengah melakukan kesukaan, di dalamnya terdapat pipa saluran air bersih atau kabel milik PLN yang tidak sesuai kedalaman 1,2 – 1,5 meter di bawah tanah terpaksa kita geser.
Diakui Robby, dinas harus selalu melakukan koordinasi terlebih dahulu ke perusahaan air minum jika lubang yang di gali untuk drainase terdapat pipa saluran air. Sedangkan pada kabel PLN, dilakukan hanya dengan menggeser posisi kabel tersebut.
Di bulan-bulan jelang tutup tahun seperti sekarang ini, kata Robby, yang mau melakukan pengecoran dan pengaspalan jalan dengan hotmix, semuanya berebut bahan material baik oleh provinsi maupun kemeterian.
“Bukan kita aja, semua bahan rebutan. Tapi di kita semua sudah terjadwal, mohon maklum dan mohon maaf kalau ada keterlambatan, tapi penanganan dari kita sudah on the track,” pungkas Robby. (ADV)
Discussion about this post