TANGERANG – Meskipun dihantam pandemi Covid-19 yang mempengaruhi perekonomian. Hal ini juga mempengaruhi daya beli masyarakat. Namun, laba PT Midi Utama Indonesia Tbk (Alfamidi) malah tumbuh 9,59 Persen.
Coorporate Secretary PT Midi Utama Indonesia Tbk (Alfamidi) Suantopo Po mengatakan, tahun ini merupakan tahun yang berat bagi semua sektor usaha. Termasuk di bisnis ritel. Soalnya, kebijakan pemerintah atas pemberlakuan PSBB dan pembatasan jam operasional yang mempengaruhi jumlah konsumen yang datang ke gerai.
“Meskipun dunia usaha sedang diuji dengan pandemik Covid-19. Namun, sampai kuartal ke III Alfamidi mampu tumbuh sebesar 9,59% dari Rp 8,68 triliun diperiode yang sama 2019 lalu menjadi Rp 9,51 triliun,” ujarnya.
Kata dia, kenaikan pendapatan tersebut berbanding terbalik dengan laba perseroan yang minus sebesar 2,82% dari periode yang sama di 2019. Di akhir kuartal III 2020, Alfamart membukukan laba sebesar Rp 137,47 miliar. Sementara di periode yang sama di 2019, laba mencapai Rp 141,46 miliar.
“Dikarenakan kenaikan biaya operasional yang tidak sebanding dengan kenaikan pendapatan,” ujarnya.
Suantopo menjelaskan peningkatan pendapatan tersebut tidak terlepas dari strategi bisnis yang diterapkan di 2020 dengan terus meningkatkan standar dan kualitas pelayanan terhadap konsumen, harga kompetitif dan peningkatan kualitas SDM.
“Kami juga menggenjot penjualan melalui Midi Kriing untuk memudahkan masyarakat dalam berbelanja di Alfamidi tanpa harus keluar rumah,” terangnya.
Ditambahkan Lilik Setiabudi, selama pandemi covid-19 Alfamidi tidak melakukan pengurangan tenaga kerja. Bahkan sebaliknya, perusahaan ritel ini menambah tenaga kerja.
“Untuk tahun ini membuka 187 gerai baru. Satu gerai membutuhkan 12 pegawai. Tinggal kalikan saja berapa orang pegawai baru,” jelasnya. (RAY)
Discussion about this post