WARTA TANGERANG – Sejumlah pedagang hewan qurban di Kota Serang mengaku penjualannya mengalami penurunan diakibatkan adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Seperti halnya, Dadang, salah seorang penjual hewan kurban yang membuka lapaknya di depan Kantor Kecamatan Cipocok Kota Serang, Ia mengaku penjualannya menurun hingga 50 persen.
“Kalau di banding dengan tahun sebelumnya turun drastis semenjak ada PMK ini,” ucap Dadang saat ditemui di lapaknya pada Selasa, (5/7/2022).
Menurutnya, hal itu dikarenakan stok hewan lebih susah didapat karena tidak boleh sembarangan, sehingga harus mencari hewan yang lebih selektif.
“Jadi tidak boleh sembarangan, harus yang betul-betul sehat, dan terbebas dari PMK yang saat ini menjadi wabah,” katanya.
Ia mengaku mendatangkan hewan-hewan jualannya didatangkan dari luar daerah, untuk kambing dari Garut dan sapi dari Banyumas
“Akibat PMK harganya naik, kalau sapi dna kerbau kenaikannya sekitar Rp2-5 juta. Sementara untuk kambing kenaikannya Rp500 ribu,” katanya.
Sementara Ucok, seorang penjual hewan qurban di dekat Pasar Rau juga mengaku penjualannya mengalami penurunan.
“Iyah menurun sekitar 25 persen kalau dibanding sebelumnya. Sekarang mungkin masyarakat agak khawatir untuk membelinya,” katanya.
Ia pun berharap wabah PMK tersebut dapat segera hilang, sehingga penjualan dapat kembali normal.
“Mudah-mudahan PMK hilanglah biar jualannya kembali normal,” katanya.(TRI)
Discussion about this post