TANGSEL – Kajian Politik Nasional (KPN) menyebutkan berdasarkan hasil survey tingkat partisipasi masyarakat pada Pilkada Tangsel akan menurun. Serta golongan puti (Golput) atau yang tidak memilih mencapai 55 persen.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul saat pemaparan hasil Survey Pilkada Tangsel ‘Pertarungan Para Dinasti, Siapa Laku?’ di Serpong, Rabu, (5/8).
“Hasilnya mengejutkan bahwa golput menempati posisi 55%,” katanya.
Dalam survei yang dilakukan, kata Adib, ketika responden tidak dihadapkan dengan golput maka hasilnya Benyamin Davnie memperoleh elektabilitas tertinggi dengan 32,9%. Disusul Muhammad 25%, dan Siti Nur Azizah 21,5%. Diposisi Wakil, yang memperoleh peringkat tertinggi adalah Ruhamaben dengan 6,5%, disusul Pilar Saga Ichsan 4,6%, dan kemudian disusul Rahayu Saraswati 1,2%.
“Kita membuat simulasi pemilihan yang menghadapkan para calon dengan golput dan tanpa golput. Hal ini guna menunjukan siapa calon yang diuntungkan atau dirugikan dengan tinggi atau rendahnya angka golput tersebut,” ujarnya.
Namun, sambung Adib, ketika menampilkan hasil survei yang disandingkan dengan golput, hasilnya mengejutkan golput menempati posisi 55%. Untuk para calon, Benyamin Davnie masih berada diperingkat pertama dengan 14,3%, diperingkat kedua justru ada Siti Nur Azizah dengan 11,6%, Muhammad tergeser ke peringkat ketiga dengan 9,5%, disusul Ruhamaben 3,6%, Pilar Saga Ichsan 2,7%, dan terakhir Rahayu Saraswati 0,45%
“Ini harus menjadi perhatian bersama, bahwa angka golput bisa mencapai 55%. Maka kami katakan bahwa pemenang pilkada dalam survei kami dalam kurun waktu ini adalah golput. Ini meningkat sekitar 10% dari pilkada sebelumnya yang sekira 44,9%,” paparnya.
Lebih lanjut Adib mengatakan, alasan terbesar mengapa para pemilih enggan ke tempat pemungutan suara atau TPS adalah karena ketakutan terpapar virus covid 19.
“Ini menjadi PR besar bagi komisi pemilihan umum atau KPU Tangsel bagaimana bisa menerapkan sistem pemungutan suara yang berbasis protokoler covid 19, dan meyakinkan para pemilih untuk datang ke TPS,” terangnya.
Terkait dengan persandingan para calon dengan golput, hasil survei menunjukan ketika angka golput tinggi maka pasangan Siti Nur Azizah dan Ruhamaben yang diuntungkan. Namun jika angka golput dapat ditekan rendah maka pasangan Benyamin Davnie dan Pilar Saga Ichsan yang diuntungkan karena memperbesar persentase kemenangan. Walaupun mereka tetap unggul pada tingkat golput yang tinggi.
“Ini menunjukan bahwa Benyamin Davnie berkepentingan memperkecil angka golput untuk memperbesar peluang menangnya. Namun sebaliknya Siti Nur Azizah berkepentingan memperbesar angka golput guna meningkatkan peluang kemenangannya. Ini menjadi tolak ukur kita dalam melihat pola-pola kampanye para calon-calon ini nantinya,” jelas Adib.
Melihat munculnya anak dan sanak keluarga tokoh-tokoh besar, hasil survei yang menunjukan kecilnya elektebilitas Rahayu Saraswati dibanding calon lainnya, menunjukan bahwa pemilih di Tangsel merupakan pemilih rasional yang menitik beratkan pilihannya pada calon yang dikenal.
“Persentase terkecil saat ini Rahayu Saraswati, karena mungkin secara figur tidak dikenal oleh masyarakat Tangsel. Kalau sisi Muhammad kita lihat cukup bagus, jadi tinggal Saraswati yang perlu kerja ekstra keras untuk mengimbanginya,” lanjut Adib.
Diketahui, survei ini dilakukan pada 17-24 Juli, mengunakan metode multistage random sampling, dengan jumlah responden sebanyak 440 orang, sampling of error 4,8% dengan tingkat kepercayaan 95%. (RAY)
Discussion about this post