TANGSEL, WT – Akhir Juli tahun ini sejumlah drainase di Kota Tangsel akan mulai diperbaiki. Perbaikan ini untuk mengatasi genangan air yang kerap dikeluhkan masyarakat.
Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi (DSDABMBK) akan memperbaiki saluran drainase di Jalan Kota Tangsel pada akhir Juli ini.
Sekretaris Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi (DSDABMBK) Tangsel, Rosi Yuliandi mengatakan, perbaikan drainase ini untuk mengatasi masalah genangan air yang terjadi pasca hujan besar.
“Akhir Juli, DSDABMBK akan fokus menangani pengendalian genangan air di Jalan Kota milik Tangsel,” katanya pada Senin, (10/7/2023).
Menurut Rosi, penanganan saluran drainase di jalan-jalan kota milik Pemkot Tangsel. Seperti di sepanjang Jalan Raya Maruga (Puspemkot Tangsel), Jalan Raya Ceger, Jalan Raya AMD Raya, Jalan Raya Kacang Prima,” terangnya.
Untuk mengentaskan masalah ini, Rosi menerangkan, perbaikan drainase akan dilakukan secara terintegrasi.
“Maksudnya perbaikan saluran drainase sampai ke saluran pembuang. Jadi tidak parsial. Dari jalur jalan raya sampai ke saluran pembuang. Hingga penerima, misalnya sungai, atau setu, atau tandon. Jadi sehingga perbaikan ini tidak putus,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ia pun memberikan contoh pada perbaikan saluran drainase di sepanjang jalan Puspemkot Tangsel.
“Kawasan Puspemkot Tangsel, sampai ke saluran pembuang. Lalu ke arah Maruga dan masuk ke aliran kali Angke,” jelasnya.
Selain tiga pembangunan prioritas tersebut, lanjut Rosi, pihaknya juga memiliki sederet rencana perbaikan lainnya. Ditargetkan akan dilaksanakan pada akhir Juli 2023 ini.
“Itu sudah proses, nanti tahun ini kemungkinan Juli akhir. Sebagian besar tinggal survei lapangan dan kumpul rapat meeting. Mayoritas sudah kontrak,” ujarnya.
Rosi menerangkan, genangan kerap terjadi disebabkan perubahan tata guna lahan. Ia menyontohkan drainase di depan Puspemkot. Dari kawasan permukiman sampai Maruga, depan Waskito itu sudah ada saluran. Sebenarnya saluran Puspem secara gravitasi dan kontur tanah itu ke tanah lapang samping ruko. Tapi karena sebelahnya ada perumahan, air jadi tertahan. Banyak masalah drainase akibat perubahan tata guna lahan.
“Lalu seperti di Ceger. Awalnya di daerah ke Kota Tangerang secara kontur menurun. Air kan ke tempat rendah. Tapi karena ada perumahan, mungkin tidak mau banjir dan kemudian dinaikkan, jadi tertutup. Jadinya menggenang ke jalan. Untuk di Ceger sekarang di jalan sudah ada pelaksanaan dan ditembuskan ke arah Pesanggrahan. Di ceger sebagian besar sudah teratasi,” tandasnya. (ARD)
Discussion about this post