WARTA TANGERANG – Sebanyak 100 peserta dari seluruh Indonesia mengikuti Kursus Lanjutan Anastesi Kedokteran atau Advance Course of Dental Anethesia di RSU Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Kursus lanjutan yang di Aula lantai 8 RSU Tangsel ini menggandeng Ikatan Peminatan Anastesi Kedokteran Gigi Indonesia (IPAKGI)
dilaksanakan selama dua hari. Pada Sabtu hingga Minggu, (11-12/3/2023).
“Kegiatan ini untuk meningkatkan kenyamanan pasien atas setiap pelayanan kesehatan yang diberikan bagi masyarakat,” kata Ketua Pelaksana, Drg, Dhanni Gustiana, Sp. BM.
Drg, Dhanni yang juga Dokter Spesialis Bedah Mulut Maksilo Fasial pada RSU Tangsel menerangkan,
Kursus lanjutan ini merupakan edukasi lanjutan bagi para dokter gigi se-Indonesia terkait teknis bius secara lebih lanjut lagi.
“Anastesi kan teknik bius. Nah jadi bius itu bukan hanya sekadar perihal nyuntik, baal, dan selesai gitu. Enggak. Tapi variasinya banyak. Sampai ke tata laksana sampai kasus sulit. Jadi kenapa kita belajar anastesi lebih dalam, karena resikonya bisa sampai meninggal. Padahal hanya suntik gigi. Namun di rumah sakit ini Alhamdulillah enggak ada dan jangan sampai ada,” ucapnya.
Melalui pelatihan ini, para dokter gigi dibekali dengan ilmu anastesi yang sangat lengkap. Bahkan hingga tata pelaksana kedaruratan atau emergency.
Misalnya, cara membius atau menyuntik tanpa adanya rasa sakit yang dirasakan oleh pasien. Hal tersebutlah yang kini telah diterapkan di RSU Tangsel.
“Pada bedah mulut menerapkan konsep painless. Jadi ketika dibius itu (pasien-red) gak boleh sakit. Bahkan anak-anak yang magang itu saya ajarkan juga. Nah tugas kita menyuntiknya gak boleh sakit,” terangnya.
Sebab dengan begitu, lanjut Dhanni, maka pasien pun akan merasa nyaman. Bahkan, di RSU Tangsel menerapkan pemeriksaan fisik awal. Pasien datang tidak hanya sekadar suntik lalu pulang. Sebelum tindakan, diajak ngobrol dulu, setelah di-acc, tensi dulu, lalu baru tindakan, setelah itu tensi lagi, baru boleh pulang.
“Kita menerapkan keamanan yang tinggi untuk pasien. Itu yang akan kita ceritakan ke teman-teman lain seluruh Indonesia. Bahwa keselamatan pasien itu yang paling utama,” terangnya.
Selain itu menurut drg. Dhanni, rasa nyaman pasien dapat mempengaruhi segalanya. Jika pasien merasa sakit, bisa saja akan menimbulkan masalah kesehatan lain.
“Kenyamanan pasien dimulai dari rasa tidak sakit dulu. Kalau pasien nyaman dia tidak ada rangsangan terhadap rasa nyeri. Tapi kalau timbul sakit, lalu nyeri, sistem imun akan reaktif, kalau reaktif maka ada masalah lain. Entah teganglah, kenaikan tensi lah, atau bahkan sampai serangan jantung. Makanya dari awal kita terapkan standar pelayanan yang tidak hanya sekadar bagus aja, tapi efektif dan aman,” jelasnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini diikuti oleh dokter-dokter gigi dari seluruh Indonesia.
“Kegiatan ini berlangsung dua hari. Pesertanya ini diikuti oleh dokter gigi dari seluruh Indonesia. Namun kita batasi untuk 100 peserta,” tandasnya. (ADV)
Discussion about this post