WARTA TANGERANG – Kawasan pesisir dengan ekowisata bahari dapat mengubah perilaku masyarakat terhadap lingkungan. Warga sekitar ekowisata bahari cenderung melindungi dan mencintai sumber daya alam.
Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan IPB University Prof. Fredinan Yulianda memastikan ekowisata bahari sanggup mengubah perilaku masyarakat yang tinggal di sekitarnya untuk melindungi dan mencintai sumber daya alam.
“Ekowisata memang memiliki misi untuk mengubah perilaku fisik dan meningkatkan kesadaran sistem kehidupan suatu ekosistem,” ujar Fredinan dalam pertemuan anggota Jaringan Pemerintah Daerah pada Kemitraan dalam Pengelolaan Lingkungan Pesisir di Asia Timur (PNLG) dan Integrated Coastal Management (ICM) 2022 di Atria Hotel Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Kamis (27/10/2022).
Contoh ekowisata bahari adalah snorkeling, diving, dan piknik di sekitar hutan bakau (mangrove).
Kepedulian fisik diharapkan muncul setelah wisatawan melihat keindahan dan keanekaragaman sumber daya alam. Misalnya saat mengetahui bahwa karang sangat rentan terhadap kerusakan dan membutuhkan waktu yang lama untuk pulih.
Menurut Fredinan, keberlanjutan pemanfaatan wisata bahari sebagian besar dipikirkan oleh strategi yang diterapkan pada pengelolaannya. Pada praktiknya, pengelolaan ini mengutamakan keaslian sumber daya alam dengan melakukan konservasi.
“Karena itu, diperlukan strategi pengembangan pariwisata yang mengutamakan kelestarian sumber daya alam sebagai dasar perancangan pariwisata, bukan hanya pengembangan fasilitas,” ungkapnya.
Pihak pengelola ekowisata juga harus bersinergi dengan kelompok-kelompok lain dan sejalan dengan tujuan kawasan konservasi dalam beberapa hal. Tindakan sinergi di sini, antara lain, memelihara proses ekologi dalam mendukung sistem kehidupan ekologis dan melindungi keanekaragaman hayati.
Ferdinan mengingatkan, dalam pengelolaan ekowisata dan pelestarian sumber daya alam, sinergi juga harus dilakukan pada saat pemanfaatan ruang sumber daya alam dan ekosistemnya.
“Dengan begitu, peningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat tidak merusak keberadaan sumber daya terumbu karang, misalnya. Pemanfaatan alam untuk pariwisata yang berkelanjutan pasti akan mendorong pembangunan ekonomi,” tutupnya. (ADV)
Discussion about this post