TANGERANG, WT – Kanker payudara, keganasan pada jaringan payudara (saluran susu/kelenjar penghasil susu), lebih sering menyerang wanita. Data Globocan 2022 mencatatnya sebagai kanker terbanyak di Indonesia (66.271 kasus, meningkat tiap tahun).
Ciri-ciri: Perubahan puting (tertarik, keluar cairan abnormal), luka di areola, perubahan ukuran/bentuk/tekstur (seperti kulit jeruk) payudara.
Faktor Risiko: Genetik (BRCA1/2), riwayat keluarga, usia (>50 tahun), hormon (paparan estrogen lama), gaya hidup (obesitas, alkohol, kurang gerak, rokok), radiasi (usia muda).
dr. Bajuadji (Bethsaida Hospital) menekankan, “Deteksi dini kunci utama. Skrining rutin (mammografi, USG) tingkatkan peluang sembuh.”
Gejala Awal: Benjolan/penebalan payudara/ketiak, perubahan ukuran/bentuk payudara, puting tertarik/keluar cairan abnormal, kulit payudara merah/berkerut/seperti kulit jeruk, nyeri menetap. Segera periksa ke dokter.
Diagnosis: Pemeriksaan fisik, mammografi (X-ray), USG, biopsi (sampel jaringan), MRI (detail jaringan).
Stadium:
- 0: Terbatas di saluran/lobulus. Penanganan: operasi pencegahan.
- I: Tumor ≤2 cm, belum menyebar. Penanganan: operasi, kesembuhan 98-99%.
- II: Tumor >2 cm atau menyebar ke kelenjar getah bening terdekat. Penanganan: operasi, kemoterapi/radiasi, kesembuhan 70-80%.
- III: Tumor 4-6 cm, penyebaran luas ke kelenjar/jaringan sekitar. Penanganan: kemoterapi, radiasi, operasi, kesembuhan 40-60%.
- IV: Metastasis ke organ lain. Penanganan: kemoterapi, radiasi, terapi sesuai kondisi, kesembuhan 20-30%.
dr. Bajuadji menambahkan, pengobatan individual sesuai stadium. Deteksi dini dan penanganan tepat tingkatkan harapan. Bethsaida Hospital menyediakan layanan lengkap kanker payudara. dr. Pitono (Direktur) menegaskan fasilitas canggih untuk deteksi, diagnosis, dan pengobatan komprehensif. Lakukan SADARI dan skrining rutin. (RIZ)
Discussion about this post