TANGSEL – Pasangan calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Tangsel nomor urut 2, Siti Nur Azizah-Ruhamaben mendapat dukungan dari eks kader militansi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Banteng Veteran.
Atas dukungan itu Azizah mengaku bisa mewujudkan pemerataan kemajuan untuk masyarakat (Permata) Tangsel.
“Seperti semangat tri saktinya Bung Karno yang di selalu digaungkan oleh teman-teman PDIP, itu juga menjadi amunisi yang menguatkan saya untuk mewujudkan betul Permata (pemerataan kemajuan untuk masyarakat Tangsel), yang kalau digali lagi menggambarkan tri saktinya bung karno,” ujar Azizah dalam keterangannya, Selasa (17/11/2020).
Melihat pergerakan senyap yang dilakukan paslon nomor 2, Pengamat Kebijakan Publik dan Politik UNIS Tangerang, Adib Miftahul mengatakan, pergerakan paslon nomor 2 sangat terbuka merusak perolehan suara terlebih suara petahana.
“Paslon nomor dua apakah bisa menggangu perolehan suara di paslon 1 dan 3? Kemungkinan besar ada, kalau dilihat paslon nomor 2, militansi pendukung dari PKS terkenal kader militan, saya pikir terbuka peluang besar bahwa prediksi saya Pilkada Tangsel tipis, kans menang ketiganya terbuka lebar karena banyak pemilih pemula, swing voter yang diperebutkan karena dilihat dari survei jumlahnya banyak loh sekitar 15 persen,” terang Adib.
Lanjutnya, Azizah-Ruhama memiliki modal kuat kalau melihat dari koalisi partai Demokrat, PKS dan PKB untuk merusak suara di Pilkada Tangsel.
“Kalau melihat Pilkada Tangsel segenap dinamika sangatlah tentu menarik, apalagi saya pikir rilis dari berbagai survei terakhir menurut saya agak tipis. Paslon nomor 2 ini kan modalnya kuat, kalau kita lihat koalisi yang dihasilkan kalau saya bilang koalisi gemuk, memang secara matematis ini kekuatan dasyat tentu saja. Tetapi masalahnya, bisa enggak kekuatan koalisi gemuk ini bisa dikapitalisasi menjadi sebuah kekuatan politik pada figur Pilkada Tangsel,” paparnya.
“Karena kalau kita lihat pengusung partai seperti PDIP ini terancam gembos, karena kan figur yang diusung juga bukan dari internal, jadi ada dinamika yang agak panas terkait soal bagaimana kader militas di PDIP banyak yang membelot,” tutupnya. (PHD)



















Discussion about this post