Pernah dengar makanan berbahan dasar mikroprotein? Mikoprotein adalah bahan makanan protein tinggi yang sekarang ini sedang banyak dibicarakan oleh para ahli. Pasalnya, pada satu sisi bahan makanan temuan ini memiliki nilai gizi yang baik, tapi ternyata tetap ada hal kontroversial yang muncul dalam bahan ini. Yuk simak ulasan di bawah ini.
Apa itu mikroprotein?
Mikoprotein adalah sejenis protein sel tunggal yang berasal dari jamur yang diproduksi untuk dikonsumsi. Mikoprotein dibuat dengan fermentasi beberapa jenis mikrofungus yaitu Fusarium venenatum. Hasil fermentasi tersebut kemudian dicampurkan dengan putih telur, protein gandum, dan bahan lainnya.
Kumpulan hasil fermentasi ini juga diolah menjadi daging buatan yang bisa digunakan sebagai pengganti daging oleh para penggiat diet vegan.
Meskipun terlihat bergizi dan populer menjadi makanan vegetarian, protein temuan ini masih termasuk kontroversial. Pasalnya, dikhawatirkan akan terdapat zat yang bisa memicu alergi atau alergen dalam bahan makanan ini.
Apa manfaat mikoprotein?
Mikoprotein rendah lemak dan kolesterol
Dalam 100 gram sajian mikoprotein mengandung 85 kalori. Dari total kalori tersebut, hanya 26 kalori yang dihasilkan dari 2,9 gram lemak total dan 0,7 gram lemak jenuh. Berdasarkan studi the University of London, mikroprotein menurunkan level kolesterol hingga 13 persen kolesterol jahat dan meningkatkan 12 persen kolesterol baik
Selain itu, mikoprotein adalah protein yang bebas kolesterol. Jika dibandingkan dengan 1 potongan steak daging sapi ini sangat berbeda jauh.
Dengan memangkas asupan lemak, lemak jenuh, dan kolesterol, Anda akan menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke.
Tinggi protein
Setiap 100 gram mikoprotein mengandung 11 gram protein atau bisa memenuhi sekitar 20 persen kebutuhan protein per harinya. Kandungan protein dalam mikoprotein juga termasuk lengkap.
Itu artinya, semua jenis asam amino (struktur terkecil dari protein) yang diperlukan tubuh tersedia dalam mikoprotein ini. Bisa dibilang mikoprotein punya kandungan seperti susu skim, yang tinggi protein, tetapi rendah lemak dan kolesterol.
Karena kandungannya ini, mikoprotein dianggap bisa menjadi pengganti protein hewani yang bisa mencegah kejadian penyakit kronis.
Jika biasanya makan protein hewani terlalu banyak bisa meningkatkan kadar kolesterol, sedangkan jika mengonsumsi sumber protein dari mikroprotein kolesterol Anda tetap stabil dan kebutuhan protein terpenuhi.
Mikoprotein kaya akan serat
Dilansir dalam laman Livestrong, pada dasarnya diet yang mengandung banyak serat akan membantu mengendalikan tekanan darah, mencegah obesitas, mencegah kenaikan kadar kolesterol, dan mencegah terjadinya penyakit yang berkaitan dengan sistem pencernaan.
Nah, jika Anda sedang melakukan diet tinggi serat, mikoprotein bisa menjadi solusinya. Sebab, dalam 100 gram mikoprotein mengandung 6 gram serat makanan. Ini lebih dari ½ cangkir sayuran yang dimasak. Ini cukup tinggi.
Dengan tingginya kandungan serat dalam mikoprotein, ini bisa membantu memenuhi kebutuhan serat pria dewasa sebanyak 17 persen, dan membantu memenuhi kebutuhan serat pada wanita usia dewasa sebanyak 21 persen dalam sehari.
Rendah natrium
Dalam 100 gram mikoprotein, hanya mengandung 5 mg natirum. Itu artinya, mikoprotein memiliki kelebihan aman bagi orang yang mengalami tekanan darah tinggi, atau sedang mencegah penyakit stroke.
Maka itu, tidak heran kalau beberapa orang ada yang sudah mendalami mikoprotein ini, dan dijadikan sebagai pengganti daging yang mmeiliki kandungan natrium lebih tinggi.
Apakah mikoprotein memiliki efek samping?
Meskipun mikoprotein diketahui memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, tetapi ada beberapa efek samping juga yang bisa ditimbulkan.
Sebagian besar banyak yang mengeluhkan mengalami gejala muntah, mual, diare, sementara beberapa kasus lainnya dilaporkan ada yang mengalami pingsan, ditemukannya darah di tinja atau reaksi alergi yang parah.
Beberapa makanan lainnya seperti kerang, gandum, kacang tanah, dan lainnya memang ada juga yang memicu alergi, tetapi berbeda dengan mikoprotein.
Alergen dalam mikoprotein tidak diketahui pasti, sehingga banyak orang yang akhirnya tidak tahu kalau mereka alergi terhadap mikoprotein. Maka itu, reaksi alergi dari mikoprotein selalu terlambat terdeteksi, dan sudah menunjukan gejala yang parah.
The post Apa, Sih, Mikoprotein Itu? Samakah Dengan Protein Umumnya? appeared first on Hello Sehat.
Discussion about this post