TANGERANG, WT – Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Provinsi Banten kembali menggelar diskusi bulanan pada bulan Ramadan. Kali ini, acara yang berlangsung di Ardes Cafe, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang pada Jumat 21 Maret 2025, membahas program “Booknesia”. Selain diskusi, kegiatan ini juga diisi dengan buka puasa bersama dan santunan untuk anak yatim.
Ketua JMSI Banten, Wahyu Hariyadi, menyampaikan bahwa kegiatan silaturahmi selalu menjadi agenda rutin JMSI Banten setiap Ramadan. Selain mempererat hubungan antaranggota, acara ini juga menjadi ajang pembahasan berbagai program JMSI yang tengah berjalan.
“Salah satu program terbaru dari JMSI Pusat adalah Booknesia. Kebetulan, di JMSI Banten terdapat anggota yang memiliki kemampuan menulis buku, selain menulis berita. Potensi ini yang ingin kita arahkan lebih jauh melalui Booknesia,” ujar Wahyu.
Ia mengungkapkan bahwa beberapa anggota JMSI Banten telah berhasil menerbitkan buku. Kemampuan serta minat dalam menulis ini diharapkan dapat semakin berkembang dengan adanya program Booknesia.
“Anggota yang sudah terbiasa menulis buku sangat antusias dengan hadirnya Booknesia di JMSI. Semoga ini bisa semakin mendorong minat menulis buku di kalangan anggota JMSI Banten,” tambahnya.
Sementara itu, General Manager Booknesia, Yayat R Cipasang, menilai bahwa kehadiran Booknesia memberikan manfaat besar bagi JMSI. Menurutnya, karya buku yang dihasilkan oleh jurnalis menjadi kebanggaan tersendiri dan sejalan dengan esensi profesi mereka.
“Seorang jurnalis memang idealnya menghasilkan sebuah buku. Topiknya bisa beragam, mulai dari kumpulan hasil liputan, wawancara menarik, hingga disertasi akademik yang dikemas dalam bentuk buku,” jelas Yayat.
Ia juga menambahkan buku yang diterbitkan dapat menjadi salah satu syarat dalam pembuatan kartu Uji Kompetensi Wartawan (UKW) oleh Dewan Pers. Namun, syarat utamanya adalah buku tersebut harus memiliki ISBN.
“Booknesia bisa membantu proses perolehan ISBN sekaligus mempromosikan buku melalui media sosial,” ungkapnya.
Di sisi lain, Ketua Bidang Luar Negeri JMSI Pusat, Yofiandi, menyoroti perkembangan media online dan menekankan pentingnya jurnalisme berkualitas serta berkelanjutan. Ia mengibaratkan jurnalisme sebagai bangunan yang membutuhkan pondasi kuat, yaitu pengetahuan dan pembelajaran yang terus-menerus.
“Media harus mampu memberikan dampak, terutama di daerah. Saat ini, masyarakat cenderung kembali mengandalkan media lokal untuk memperoleh informasi. Oleh karena itu, perlu adanya sinergi antara media, pemerintah daerah, dan stakeholder terkait,” tuturnya.
Ia juga menegaskan bahwa seorang wartawan harus memiliki karya yang bisa menjadi representasi diri mereka.
“Dalam dunia jurnalistik, buku adalah mahkota bagi wartawan. Wartawan harus memiliki karya, karena itu akan menjadi etalase profesionalisme mereka,” pungkasnya. (RIK)



















Discussion about this post