Mengendalikan kadar gula darah tetap normal adalah kunci hidup sehat bagi diabetesi (penderita diabetes melitus). Selain itu, beberapa diabetesi juga perlu mematuhi anjuran dokter untuk menjalani pengobatan diabetes dengan terapi insulin lewat suntikan. Namun, tahukah Anda apa fungsi dari suntik insulin dan bagaimana cara melakukannya? Simak selengkapnya di artikel ini.
Apa itu suntikan insulin?
Pemberian suntik insulin sebagai pengobatan diabetes disebut juga sebagai terapi insulin. Menurut American Diabetes Association, suntik insulin diperlukan khususnya jika Anda memiliki diabetes tipe 1 karena berhubungan dengan penyebab diabetes dari tipe ini.
Diabetes tipe 1 disebabkan oleh rusaknya penghasil insulin alami dalam pankreas akibat kondisi autoimun. Akibatnya, tubuh menjadi kurang atau tidak dapat menghasilkan insulin sama sekali. Itu sebabnya, mereka butuh suntik insulin untuk menggantikannya.
Insulin sendiri adalah hormon alami yang diproduksi di dalam pankreas untuk membantu sel-sel tubuh mengolah glukosa (gula darah) dari makanan menjadi energi. Insulin buatan tidak dirancang dalam bentuk pil karena bisa hancur saat dicerna oleh usus.
Cara penyuntikan insulin dilakukan di kulit agar lebih cepat mengalir dalam aliran darah sehingga lebih cepat bekerja.
Meskipun penderita diabetes tipe 2 umumnya dapat mengatasi diabetes tanpa menggunakan suntik insulin, terapi ini mungkin diperlukan jika perubahan gaya hidup dan konsumsi obat-obatan diabetes tidak mampu mengendalikan kadar gula darah.
Jenis insulin suntik berdasarkan cara kerjanya
Terapi dengan suntik insulin pada pasien diabetes tipe 1 harus dilakukan sesegera mungkin setelah mendapatkan hasil diagnosis diabetes.
Seperangkat suntikan insulin biasanya terdiri dari jarum suntik pendek dan tipis, serta wadah/tabung yang berisi cairan insulin.
Terapi insulin menggunakan jarum yang lebih tipis untuk meminimalisasi rasa sakit sekaligus menghindari terjadinya iritasi atau efek samping luka akibat suntikan.
Terdapat beberapa jenis suntikan insulin yang dikelompokkan berdasarkan seberapa cepat kerja insulin dalam mengontrol kadar gula darah.
Berikut adalah beberapa jenis suntik insulin berdasarkan cara kerjanya:
1. Rapid-acting insulin
Rapid-acting insulin bekerja sangat cepat dalam menurunkan kadar gula darah tubuh. Biasanya, suntikan insulin ini digunakan 15 menit sebelum makan.
Beberapa contoh rapid-acting insulin, antara lain:
- Insulin lispro (Humalog): injeksi insulin yang hanya membutuhkan waktu sekitar 15-30 menit untuk mencapai pembuluh darah dan mampu menurunkan kadar gula darah dalam 30-60 menit. Dapat menjaga gula darah normal selama 3-5 jam.
- Insulin Aspart (Novolog): suntikan insulin yang hanya membutuhkan waktu 10-20 untuk masuk ke pembuluh darah dan dapat menurunkan kadar gula darah dalam 40-50 menit. Suntik insulin jenis ini dapat mempertahankan kadar gula darah normal selama 3-5 jam.
- Insulin glulisine (Apidra): obat insulin yang memerlukan waktu selama 20-30 menit untuk sampai ke pembuluh darah dan mampu menurunkan darah hanya dalam waktu 30-90 menit. Insulin ini mampu mempertahankan kadar gula darah antara 1-2,5 jam.
2. Insulin reguler (short-acting insulin)
Insulin reguler juga mampu menurunkan kadar gula darah dengan cepat, meskipun tak secepat insulin rapid-acting. Biasanya, suntikan insulin ini diberikan 30-60 menit sebelum makan.
Novolin adalah salah satu merek insulin reguler. Obat ini mampu mencapai pembuluh darah dalam waktu 30-60 menit, bekerja dengan cepat dengan menghabiskan waktu 2-5 jam. Novolin mampu mempertahankan kadar gula darah selama 5-8 jam.
3. Intermediate acting insulin
Intermediate acting insulin adalah jenis suntik insulin yang waktu kerjanya menengah. Jenis insulin ini memakan waktu 1-3 jam untuk mulai bekerja. Kerja optimal insulin untuk diabetes ini adalah selama 8 jam, tapi bisa mempertahankan kondisi gula darah selama 12-16 jam.
4. Long-acting insulin
Long-acting insulin juga disebut insulin kerja panjang. Jenis insulin ini dapat bekerja seharian. Itu sebabnya, suntikan insulin ini lebih banyak digunakan ketika malam hari dan hanya digunakan satu kali saja sehari.
Biasanya, insulin long-acting akan dikombinasikan dengan insulin jenis rapid-acting atau short-acting.
Beberapa contoh long-acting insulin, antara lain:
- Insulin glargine (Lantus, Toujeo), mampu mencapai pembuluh darah dalam 1-1,5 jam dan mempertahankan kadar gula darah selama kurang lebih 20 jam.
- Insulin detemir (Levemir), mencapai pembuluh darah sekitar 1-2 jam dan bekerja selama 24 jam.
- Insulin degludec (Tresiba), masuk ke dalam pembuluh darah dalam waktu 30-90 menit dan bekerja selama 42 jam.
Dosis suntik insulin yang diberikan juga berbeda pada setiap orang. Anda juga mungkin saja diresepkan beberapa kombinasi suntikan insulin. Oleh karena itu, berkonsultasilah pada dokter terkait jadwal serta dosis terapi insulin yang tepat untuk kondisi diabetes Anda.
Pada prinsipnya, pemberian suntik insulin bagi pengidap diabetes adalah dengan mulai dari dosis ringan dan meningkatkannya secara bertahap.
Pena insulin untuk terapi insulin yang lebih praktis
Sekarang ini pengobatan insulin untuk diabetes sudah lebih parktis dengan adanya pena insulin atau insulin pen. Insulin pen adalah alat berbentuk pena yang digunakan untuk menyuntikkan insulin.
Pena insulin ini juga ada yang dilengkapi oleh angka-angka guna mengukur dosis insulin yang harus Anda suntikkan.
Dulu, orang mungkin masih harus menggunakan alat suntik konvensional untuk menyuntikkan insulin. Nah, keberadaan pena ini membuat injeksi insulin lebih mudah.
Injeksi menggunakan pena insulin juga lebih nyaman dilakukan karena tidak terasa sakit. Jarumnya pun tidak terlalu terlihat. Alhasil, insulin pen menjadi lebih bersahabat bagi Anda yang memiliki fobia jarum suntik.
Pena insulin tersedia dalam dua jenis, yaitu insulin pen sekali pakai dan yang bisa digunakan berulang kali (reusable) dan tahan selama beberapa tahun. Penggunaan insulin pen juga lebih hemat karena Anda tidak perlu membeli jarum suntik berulangkali selayaknya menggunakan suntikan insulin.
Meski demikian, jarum pada insulin pen harus dilepas ketika pena insulin tidak digunakan agar tetap steril. Jangan menyimpannya dalam kedaaan jarum terpasang pada pena.
Sayangnya, harga insulin pen masih lebih mahal dibandingkan dengan suntikan insulin. Selain itu, tidak semua jenis insulin yang tersedia sekarang ini bisa digunakan dengan insulin pen.
Cara penyimpanan insulin dengan benar
Insulin yang digunakan biasanya tersimpan dalam botol atau cartridge. Botol insulin ini harus disimpan dalam suhu penyimpanan tertentu.
Insulin yang disimpan di suhu ruang biasanya hanya bisa bertahan selama 1 bulan. Tempat terbaik untuk penyimpanan insulin yang belum digunakan adalah di dalam lemari es. Dengan begini, insulin tetap bisa awet sampai masa kedaluwarsanya berakhir.
Penyimpanan insulin suntik dalam kulkas bertujuan untuk membantu mencegah kerusakan insulin dari suhu panas.
Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan untuk menyimpan insulin, antara lain:
- Hindari penyimpanan insulin dalam ruangan tertutup dengan suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin.
- Jangan menyimpan insulin suntik di dalam freezer maupun terlalu dekat dengan kompartemen freezer karena insulin dapat membeku. Insulin yang membeku tidak efektif lagi digunakan sekalipun telah dicairkan.
- Sebelum menggunakan insulin selalu cek tanggal kedaluwarsanya.
- Perhatikan warna insulin dalam botol. Pastikan warna insulin tidak berubah dari pertama kali Anda membelinya.
- Jangan menggunakan insulin apabila ada perubahan warna dan konsistensi, ataupun ada partikel lain di dalamnya.
Beberapa jenis insulin memiliki kebutuhan penyimpanan yang berbeda. Itu sebabnya, pastikan Anda selalu membaca petunjuk pemakaian dan penyimpanan yang tercantum pada kemasan.
Jika insulin dibawa ketika berpergian, pastikan insulin tidak disimpan dalam kompartemen yang bersuhu ekstrem terlalu panas atau dingin. Jangan meninggalkan insulin di dalam mobil yang diparkir di siang hari.
The post 4 Jenis Suntik Insulin untuk Diabetes dan Cara Penyimpanananya appeared first on Hello Sehat.
Discussion about this post