TANGSEL, WT – Ratusan warga Kelurahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, menggelar aksi demonstrasi di depan SMA Negeri 3 Tangsel pada Rabu (2/7/2025). Aksi ini dipicu oleh ketidakpuasan warga terhadap sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) jalur domisili, yang dinilai tidak memihak anak-anak yang tinggal di sekitar sekolah.
Ketua RW 015 Benda Baru, Mujianto, menyatakan banyak calon siswa yang tinggal dekat dengan sekolah tidak lolos seleksi, meski memiliki nilai rapor tinggi. “Anak-anak kami yang rumahnya dekat sekolah, nilainya di atas 90, tapi tidak diterima hanya karena selisih nilai koma,” ungkapnya.
Menurutnya, dari 64 siswa yang tinggal di sekitar SMA Negeri 3 dan mendaftar melalui jalur domisili, hanya 16 orang yang diterima. Ia juga mengingatkan tentang perjanjian lama saat pendirian sekolah, yang menyebutkan bahwa warga sekitar memiliki prioritas akses pendidikan di sekolah tersebut.
Warga pun mengancam akan memblokir akses jalan menuju sekolah jika tuntutan mereka tidak segera ditanggapi. Mereka mendesak agar pihak sekolah maupun pemerintah daerah mempertimbangkan kembali sistem seleksi agar lebih berpihak pada masyarakat sekitar.
Kepala SMAN 3 Tangsel, Aan Sri Analiah, menjelaskan penerimaan siswa telah dilakukan sesuai dengan Petunjuk Teknis (Juknis) dari Kementerian Pendidikan dan Peraturan Gubernur Banten. Dalam proses seleksi, penilaian tidak hanya didasarkan pada jarak tempat tinggal, tetapi juga pada nilai rapor semester 1 hingga 5.
“Kalau nilai rapor sama, barulah jarak tempat tinggal menjadi penentu. Jadi tidak otomatis yang dekat langsung diterima, tapi tetap dilihat dari nilai akademik,” terang Aan.
Aan menambahkan, dari sekitar 60 calon siswa yang berdomisili dekat sekolah, 10 siswa diterima melalui jalur domisili dan sebagian lainnya masuk lewat jalur pindahan. Ia pun meminta agar warga memahami proses PPDB dan tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar.
“Saya akan teruskan aspirasi warga ke Dinas Pendidikan dan Gubernur Banten. Tapi, perlu diketahui, saya hanya pelaksana, bukan pembuat kebijakan,” jelas Aan. (RAY)



















Discussion about this post