SERANG, WT – Bethsaida Hospital Serang, yang berada di bawah naungan Bethsaida Healthcare, secara resmi meraih validasi HIMSS EMRAM Tingkat 6 pada 12 Juni 2025. Pencapaian ini menandai tonggak penting dalam perjalanan digitalisasi layanan kesehatan Bethsaida, sekaligus menjadikan rumah sakit ini sebagai yang pertama di Banten dan satu dari lima di Indonesia yang berhasil mencapai level tinggi dalam penerapan teknologi informasi rumah sakit.
Hebatnya, validasi ini dicapai hanya dalam waktu enam bulan, menjadikannya salah satu proses tercepat di Indonesia. Keberhasilan tersebut tak lepas dari perencanaan matang sejak awal, di mana Bethsaida Hospital Serang memang didesain sebagai rumah sakit digital dengan fondasi sistem yang kuat, kepemimpinan yang berkomitmen, serta budaya kerja yang mengedepankan penggunaan data.
Validasi HIMSS EMRAM (Electronic Medical Record Adoption Model) Tingkat 6 dilakukan melalui asesmen ketat selama dua hari oleh tim dari HIMSS Global, yakni pada 10 dan 12 Juni 2025. Penilaian mencakup integrasi rekam medis elektronik, penggunaan sistem Computerized Physician Order Entry (CPOE), hingga optimalisasi data analitik untuk mendukung pengambilan keputusan klinis.
EMRAM sendiri merupakan standar global untuk mengukur kematangan adopsi teknologi informasi di rumah sakit, dari Level 0 hingga Level 7. Pada Level 6, sebuah rumah sakit dinilai telah memiliki sistem digital terintegrasi yang mampu mendukung pengambilan keputusan medis secara cepat, tepat, dan berbasis bukti ilmiah.
CEO Bethsaida Healthcare, Prof. dr. Hananiel P. Wijaya, MM, M.Sc, CIA, menyatakan bahwa capaian ini merupakan bagian dari visi strategis untuk terus berinovasi dalam memberikan layanan kesehatan.
“Validasi HIMSS Tingkat 6 ini bukan sekadar pengakuan internasional, tapi bukti komitmen kami dalam meningkatkan mutu layanan lewat teknologi. Kami juga sedang mempersiapkan Bethsaida Hospital Gading Serpong untuk mengikuti jejak ini,” ungkapnya.
dr. Tirtamulya Juandy, Direktur Bethsaida Hospital Serang, menambahkan bahwa digitalisasi ini telah membawa dampak signifikan terhadap mutu pelayanan.
“Dengan sistem yang terintegrasi, kami bisa mengurangi risiko kesalahan obat, mempercepat respon klinis, dan menyediakan layanan yang lebih aman serta personal. Riwayat pasien dapat diakses dengan mudah, proses pengisian data lebih efisien, dan pengambilan keputusan klinis menjadi lebih akurat,” jelasnya.
Hal senada disampaikan oleh Hasan Widjaja, Direktur IT Bethsaida Healthcare, yang memimpin implementasi teknologi di rumah sakit ini. Ia menjelaskan bahwa kesuksesan tersebut adalah buah dari kerja sama erat antara tim IT dan tenaga medis.
“Kami mengembangkan infrastruktur cloud-hybrid, menerapkan standar interoperabilitas data seperti HL7 dan FHIR, serta memberikan pelatihan menyeluruh kepada seluruh staf. Ini adalah hasil kolaborasi lintas fungsi dan kerja keras bersama,” kata Hasan.
Salah satu inovasi penting yang diterapkan adalah sistem closed loop administration, yaitu proses digitalisasi pemberian obat, darah, dan ASIP menggunakan QR code. Teknologi ini menjamin akurasi dalam enam aspek penting pemberian obat, termasuk ketepatan pasien dan dosis. Sistem ini juga didukung oleh clinical decision support yang memberikan peringatan otomatis terkait risiko alergi, interaksi obat, atau kondisi khusus seperti kehamilan.
Dengan capaian ini, Bethsaida Hospital Serang telah menempatkan diri sebagai pelopor rumah sakit berbasis data di Banten, dan menjadi bagian dari transformasi layanan kesehatan digital nasional. (RIZ)



















Discussion about this post