WARTA TANGERANG – Wakil Ketua Bidang Kesehatan Perempuan dan Anak dari DPD PDI Perjuangan Provinsi Banten, Juwita Wulandari menyambangi kediaman balita ASR yang ibunya di Rutan Serang.
Juwita yang juga Ketua Komunitas Perduli Anak Negeri (KPAN) Kabupaten Lebak ini mengunjungi rumah ASR di Kampung Babakan Kalapa, Desa Aweh, Kecamatan Kalanganyar pada Rabu (26/4/2023).
Kunjungan tersebut dalam rangka keperdulian terhadap perempuan dan anak balita khususnya yang ada di Kabupaten Lebak, juga untuk memastikan kondisi kesehatan dan psikologis balita tersebut.
Dalam kunjungan tersebut Juwita didampingi suaminya Deden M Fatih (Mantan Sekretaris KNPI Banten) dan juga Ipat Latifah Sekertaris Baguna DPD PDIP Banten.
Diketahui, ibu dari anak balita tersebut selaku salah satu ahli waris atau pemilik tanah di Desa Nanggung, Kecamatan Kopo, saat ini sedang ditahan di Rutan Serang karena dituding ikut serta dalam kupasan tanah merah diduga tidak berijin di Desa Nanggung, Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang beberapa waktu lalu.
Kesedihan pun terlihat dari Juwita dan matanya berkaca-kaca melihat kondisi seorang nenek yang sudah rapuh dan seorang laki-laki yang masih kecil yang mana kehidupan sehari-harinya sangat memperihatinkan. Nenek tersebut dalam proses penyembuhan penyakit jantung.
Juwita mengaku prihatin atas kejadian tersebut dan meminta negara hadir untuk melindungi dan memberikan jaminan kesehatan, kehidupan dan masa depan balita tersebut.
“Kami ikut prihatin melihat kondisi ASR saat ini, karena bagaimanapun pasti melihat kejadian peristiwa beberapa waktu lalu itu, kami khawatir psikologisnya terganggu. Untuk itu, kami minta Negara hadir untuk menjamin kesehatan dan kondisi balita ini dan kami juga memohon agar ibunya diberikan penagguhan, toh, ini bukan kasus berat, ini hanya kasus ijin galian tanah merah, apalagi ibu ID hanyalah sebagai pemilik tanah,” tegas Juwita.
Juwita mengaku akan berkoordinasi dengan Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Banten untuk tindak lanjut persoalan tersebut.
“Insya Allah kami akan sering berkunjung ke kediaman adinda ASR untuk terus melihat kondisi dan perkembangan dari balita tersebut,” ujarnya.
Juwita berharap semua dapat berempati dan menjungjung tinggi norma-norma kemanusiaan apalagi ini sangat melekat terkait perlindungan perempuan dan anak.
“Karena bagaimanapun perempuan dan balita ini sensitif serta harus benar- benar dijamin kenyamanan masa depan dalam kehidupannya. Kami ikut perihatin, apalagi Ibu ID pasti di rutan itu bagaimana kondisinya, kami meminta kepada semua pihak untuk saling menjaga norma-norma kemanusiaan yang adil dan beradab. Sehingga perempuan dan anak dapat terjamin kehidupannya dengan baik, khususnya bagi ASR yang memang masih balita yang harus dijaga dan butuh perhatian ibunya,” tandas Juwita. (RIZ)



















Discussion about this post