WARTA TANGERANG – Presiden PNLG, Le Quang Nam menyebut perubahan iklim dapat menyebabkan abrasi dan ancaman badai. Nam mengaku mempunyai banyak pengalaman dalam memitigasi perubahan iklim.
Berdasarkan riset dan pengalaman Nam di Da Nang, Vietnam, abrasi dan munculnya topan selalu disebabkan oleh perilaku manusia.
“Kami yang berada di pesisir pun paham yang terjadi saat ini. Kita juga buat halte-halte yang berguna untuk dapat bertahan dari gempuran badai,” katanya Rabu, (26/10/2022).
Nam mengingatkan bahaya perubahan iklim. Sebagai orang yang hidup di Da Nang, akibat dari perubahan iklim kerap ditemui angin topan dan percepatan abrasi di pesisir pantai-pantai di sana. Karenanya, dia bekerja sama organisasi ASEAN dalam mengantisipasi dampak-dampak perubahan iklim ini.
Ketua Dewan Kemitraan Laut Asia Timur sekaligus Direktur Jenderal Kebijakan dan Strategi pada kementerian Lingkungan Kamboja, Vann Monyneath menuturkan ekonomi biru adalah jawaban atas krisis lingkungan dan persoalan-persoalan yang ada di wilayah pesisir. Alasannya, sebagian besar populasi di wilayah laut Asia Timur bergantung pada ekonomi pesisir dan kelautan.
“Pada 2015 saja ekonomi kelautan bernilai 1,5 triliun miliar dolar AS dan mempekerjakan 61 juta orang secara langsung. Angka terdebut tidak termasuk mereka yang berada di lautan untuk skala kecil dan ekonomi informal,” ujarnya.
Selain itu, kawasan ekosistem pesisir dan laut, termasuk dataran pasang surut bernilai sekitar 2 triliun dolar AS. Tercatat pula karbon biru senilai 68 miliar dolar AS untuk mangrove dan 40 miliar dolar AS untuk rumput laut.
Kendati demikian, Monyneath menyatakan bahwa seluruh pihak saat ini sadar bahwa kawasan pesisir dan lautan menghadapi ancaman diskriminasi dan pencemaran lingkungan. Bencana alam dan dampak perubahan iklim pun menghantui berbagai kawasan pesisir.
Dalam beberapa tahun terakhir, wilayah tersebut telah mengalami topan yang lebih kuat, kekeringan yang lebih lama, ternak yang terdampar. Bahkan terdapat banyak korban jiwa yang telah dilaporkan dari bencana-bencana tersebut.
Sebagai pembicara kunci, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menyebut ekonomi biru sebagai tantangan di masa depan.
“Konsep ekonomi biru merupakan hal yang mendorong pertumbuhan ekonomi, penguatan ekosistem laut, fondasi ekonomi biru adalah ketahanan dan laut yang inklusif, laut yang bersih dan ekosistem laut yang sehat,” ucapnya. (RIK)



















Discussion about this post