TANGERANG, WT – Saat ini konsumsi makanan seperti daging olahan atau gorengan memang sangat mudah ditemukan, rumah makan dengan konsep all you can eat selain menggugah selera tersedia dengan beberapa pilihan harga yang terjangkau sehingga membuat sebagian orang kalap dan tak terkontrol untuk mengkonsumsinya.
Hal ini perlu diperhatikan, pasalnya makanan daging olahan ini merupakan salah satu makanan yang memiliki kadar lemak tinggi dan risiko terhadap pembentukan batu pada kantung empedu.
Pembentukan batu pada kantung empedu, disebabkan karena jumlah empedu untuk melarutkan kolesterol yang dikeluarkan oleh liver lebih sedikit daripada jumlah kolesterol itu sendiri, sehingga kelebihan kolesterol dapat terbentuk menjadi kristal dan akhirnya menjadi batu.
Bagi orang yang memiliki batu empedu dalam tubuh mungkin tidak menimbulkan tanda atau gejala.
Namun, jika batu empedu tersebut tersangkut di leher kantong empedu dapat menyebabkan peradangan pada kantong empedu, atau bisa saja menyumbat saluran kantung empedu yang seharusnya dapat mengalirkan empedu dari kantung empedu atau hati ke usus kecil.
Peradangan serta penyumbatan ini mengakibatkan seseorang akan bergejala seperti:
Nyeri yang tiba-tiba dan meningkat dengan cepat di bagian kanan atas perut atau di bagian tengah perut, tepat di bawah tulang dada, Nyeri punggung di antara tulang belikat dan bahu kanan, Kulit dan mata tampak kuning, BAB berwarna dempul (pucat) Mual atau muntah.
Jika dilihat dari jenisnya, batu empedu terbagi dalam dua jenis yakni: Batu empedu kolesterol: Jenis batu empedu yang paling umum, disebut batu empedu kolesterol, sering tampak berwarna kuning. Batu empedu ini sebagian besar terdiri dari kolesterol yang tidak larut, tetapi mungkin mengandung komponen lain.
Batu empedu pigmen: Batu coklat tua atau hitam ini terbentuk ketika empedu Anda mengandung terlalu banyak bilirubin.
Bagaimana pengobatannya?
Pengobatan akibat batu yang menyumbat saluran empedu dapat ditangani dengan tindakan ERCP atau Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography.
ERCP dapat menjadi langkah yang dapat dipilih untuk menjadi solusi meminimalisir pembedahan, sebab dapat menjangkau batu di saluran empedu yang membuat dapat dikeluarkan tanpa harus dilakukan operasi. Pemeriksaan ERCP ini merupakan kombinasi dari dua jenis pemeriksaan, yakni endoskopi dan foto rontgen (x-ray).
Metode ini memerlukan alat radiologi dengan kemampuan tinggi, monitor televisi, serta ketrampilan khusus dari ahli endoskopi. Prinsip teknik ERCP adalah mula-mula memasukkan endoskop “optik samping” sampai duodenum dan mencari papila Vateri yang merupakan muara bersama dari duktus koledokus dan dari duktus pankreatikus.
Kemudian dilakukan kanulasi dari muara papila dengan kateter yang dimasukkan melalui kanal skop.
Selanjutnya media kontras disuntikkan melalui kateter tersebut sehingga didapatkan kolangiogram atau pankreatogram yang akan terlihat pada monitor televisi.
Selain digunakan untuk mengatasi batu pada saluran empedu, ERCP dapat digunakan untuk membantu mendiagnosis berbagai gangguan pada saluran empedu dan pankreas, seperti:
Sumbatan saluran empedu akibat striktur (penyempitan) benign, Tumor atau kanker pada pankreas, Tumor atau kanker pada saluran empedu, Trauma di saluran empedu dan pankreas.
Pankreas divisum, yaitu kelainan dimana pankreas memiliki dua saluran terpisah.
Nah, selalu perhatikan kadar konsumsi makanan kita, jangan sampai konsumsi makanan yang mengundang selera dan lezat itu malah menimbulkan masalah kesehatan serius yang mengakibatkan aktivitas sehari-hari menjadi terganggu. Selalu konsumsi makan makanan sehat dah pastikan olahraga teratur untuk menjaga kesehatan. (RLS)
Penulis:
Prof. Dr. dr. Murdani Abdullah, Sp.PD, KGEH, FINASIM, FACG, FASGE
Konsultan Gastroentero – Hepatologi Eka Hospital BSD
Discussion about this post