JAKARTA, WT – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyampaikan keprihatinan mendalam atas meningkatnya kasus keracunan makanan pada anak sekolah yang terjadi dalam pelaksanaan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai daerah. Padahal, program ini sejatinya bertujuan mulia untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan anak Indonesia.
Dalam surat terbuka kepada Badan Gizi Nasional, IDAI menegaskan bahwa keselamatan anak dan kelompok rentan seperti balita serta ibu hamil harus menjadi prioritas utama. IDAI juga menekankan bahwa seluruh proses penyediaan makanan, mulai dari pengolahan hingga distribusi, wajib mengikuti standar keamanan pangan (food safety) agar terhindar dari kontaminasi.
Selain itu, kualitas menu MBG perlu dijamin dengan melibatkan ahli gizi anak agar sesuai kebutuhan nutrisi yang mendukung tumbuh kembang optimal. IDAI juga meminta agar pengawasan diperketat dengan memastikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) tersertifikasi, serta dievaluasi secara rutin oleh Badan Gizi Nasional.
Ketua Umum IDAI, DR Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA, Subs Kardio(K), menegaskan bahwa kasus keracunan yang menimpa anak merupakan masalah serius. “Satu anak keracunan saja sudah menjadi masalah besar, apalagi jika terjadi pada ribuan anak di berbagai daerah. Perlu evaluasi menyeluruh agar program ini benar-benar tepat sasaran, khususnya di daerah 3T,” ujarnya dalam keterangan resminya yang diterima redaksi pada Minggu, (28/9/2025).
Sementara itu, Sekretaris Umum IDAI, DR Dr Hikari Ambara Sjakti, SpA, SubsHemaOnk(K), menambahkan bahwa pihaknya siap berkolaborasi dengan pemerintah, sekolah, dan masyarakat. “Kami ingin memastikan program MBG memberikan manfaat nyata bagi kesehatan, gizi, dan masa depan anak Indonesia,” tegasnya. (RIZ)



















Discussion about this post