TANGERANG, WT – Selama ini, gigi goyang kerap dikaitkan dengan masa pergantian gigi pada anak-anak. Namun faktanya, kondisi tersebut juga dapat dialami oleh orang dewasa dan menjadi tanda adanya gangguan serius pada kesehatan gigi dan gusi.
Dokter Gigi Spesialis Periodonsia Bethsaida Hospital Dental Center Gading Serpong, drg. R. A. Syanti W. Astuty, Sp.Perio, FISID, M.M., menegaskan gigi goyang pada orang dewasa bukanlah kondisi normal. Jika terjadi tanpa adanya benturan atau cedera, hal tersebut patut diwaspadai.
“Gigi yang goyang adalah sinyal dari tubuh bahwa terdapat masalah serius pada gusi dan tulang penyangga gigi. Dengan penanganan yang tepat dan sedini mungkin, gigi masih bisa diselamatkan,” jelas drg. Syanti.
Menurutnya, penyebab utama gigi goyang pada orang dewasa adalah penyakit gusi atau periodontitis. Infeksi ini dapat merusak jaringan gusi serta tulang penyangga gigi secara bertahap. Jika tidak ditangani, kerusakan bisa semakin parah hingga berujung pada tanggalnya gigi secara permanen.
Selain periodontitis, kegoyangan gigi juga dapat dipicu oleh beberapa faktor lain, seperti benturan akibat kecelakaan, kebiasaan menggertakkan gigi (bruxism), serta penyakit sistemik seperti diabetes melitus. Tingginya prevalensi penyakit gusi di Indonesia yang mencapai sekitar 74 persen membuat kondisi ini tidak boleh dianggap remeh.
“Penyakit gusi lebih sering ditemukan pada wanita dibanding pria. Terapi yang tepat dapat mencegah kerusakan jaringan gusi dan tulang yang lebih lanjut, sehingga risiko kehilangan gigi dapat dihindari,” tambahnya.
Untuk menangani gigi goyang pada orang dewasa, diperlukan pemeriksaan menyeluruh oleh dokter gigi. Jenis terapi yang diberikan akan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan kondisi pasien, mulai dari pembersihan karang gigi (scaling), stabilisasi atau splinting gigi, hingga tindakan operasi periodontal bila diperlukan.
Dokter juga dapat melakukan beberapa pendekatan lanjutan, seperti membersihkan plak penyebab infeksi, memperbaiki jaringan gusi dan tulang yang rusak, serta menyesuaikan gigitan agar tekanan pada gigi lebih seimbang.
“Gigi goyang bisa diperbaiki dengan penanganan yang tepat. Pemeriksaan lebih dini membantu mencegah masalah yang lebih besar di kemudian hari,” ujar drg. Syanti.
Selain perawatan profesional, pencegahan melalui kebiasaan sehari-hari juga memegang peran penting. Menyikat gigi dengan teknik yang benar dua kali sehari, rutin melakukan scaling setiap enam bulan, menghindari kebiasaan menggertakkan gigi, serta mengontrol kadar gula darah bagi penderita diabetes dapat membantu menjaga kesehatan gusi dan gigi.
Bethsaida Hospital Dental Center Gading Serpong sendiri didukung teknologi modern seperti 3D CBCT, Waterlase, laser dentistry, hingga CAD/CAM dentistry, yang memungkinkan perawatan gigi dilakukan secara presisi dan minim rasa tidak nyaman.
Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong, dr. Pitono, menyampaikan komitmen pihaknya dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pasien. “Kami berkomitmen menghadirkan perawatan gigi yang menyeluruh dengan dukungan teknologi terkini dan dokter yang berpengalaman. Kenyamanan dan kepuasan pasien selalu menjadi prioritas kami,” pungkasnya. (RIZ)
















Discussion about this post