TANGERANG, WT – Diabetes melitus (DM), atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai penyakit kencing manis, tak hanya memengaruhi kadar gula darah. Penyakit ini juga dapat menimbulkan komplikasi serius, salah satunya adalah Diabetic Foot, yang berisiko tinggi menyebabkan amputasi jika tidak ditangani secara tepat.
Apa Itu Diabetic Foot?
Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi kronis dari diabetes melitus, yang ditandai dengan luka, infeksi, hingga kerusakan jaringan di kaki. Hal ini umumnya terjadi akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol dalam jangka panjang.
Menurut dr. Sendi Kurnia Tantinius, Sp.B, Subsp.BVE(K), “Diabetic foot disebabkan oleh kombinasi kerusakan saraf (neuropati), gangguan aliran darah, serta infeksi. Jika tidak ditangani secara menyeluruh, kondisi ini bisa berkembang menjadi gangren dan berujung pada amputasi.”
Faktor Penyebab Diabetic Foot
dr. Sendi mengungkapkan, diabetic foot umumnya terjadi karena beberapa faktor utama, di antaranya:
Neuropati diabetik – Menyebabkan hilangnya sensasi di kaki, sehingga luka kecil bisa tidak terasa.
Gangguan sirkulasi darah – Diabetes mempersempit pembuluh darah dan memperlambat proses penyembuhan luka.
Infeksi – Luka ringan dapat berkembang menjadi infeksi berat jika tidak segera dirawat.
Tekanan berlebih pada kaki – Sepatu yang tidak sesuai atau cara berjalan yang salah dapat memperparah luka.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Beberapa tanda awal diabetic foot yang sering diabaikan antara lain:
Kesemutan dan mati rasa di kaki.
Nyeri yang tidak biasa.
Pembengkakan di area kaki.
Perubahan warna kulit menjadi gelap, terutama di area yang terinfeksi.
“Gejala seperti mati rasa dan kesemutan sering dianggap sepele oleh penderita diabetes, padahal bisa menjadi tanda awal kerusakan saraf,” jelas dr. Sendi.
Lima Tahapan Diabetic Foot
Diabetic foot terbagi ke dalam lima tahapan berdasarkan tingkat keparahan:
Derajat 0: Kaki normal, tanpa risiko.
Derajat 1–2: Luka ringan atau superfisial.
Derajat 3: Luka dalam disertai infeksi atau abses, bahkan infeksi tulang (osteomielitis).
Derajat 4–5: Kerusakan jaringan berat, biasanya memerlukan amputasi sebagian atau seluruh kaki.
Deteksi dan penanganan sejak dini sangat penting untuk mencegah terjadinya kerusakan permanen.
Penanganan dan Perawatan Diabetic Foot
Perawatan diabetic foot membutuhkan pendekatan multidisiplin, mulai dari pengawasan kadar gula darah hingga intervensi medis lanjutan. Berikut beberapa metode penanganan yang umumnya dilakukan:
Debridemen luka – Membersihkan jaringan mati agar infeksi tidak menyebar.
Terapi oksigen hiperbarik – Meningkatkan kadar oksigen dalam darah untuk mempercepat penyembuhan luka.
Penggunaan sepatu khusus – Untuk mengurangi tekanan pada area luka.
Intervensi vaskular – Seperti angioplasti atau operasi bypass jika terjadi penyumbatan pembuluh darah.
Direktur Bethsaida Hospital, dr. Pitono menyampaikan pihaknya telah menyediakan layanan khusus untuk menangani kasus diabetic foot secara komprehensif.
“Kami memiliki Klinik Bedah Vaskular dan Endovaskular dengan tim dokter berpengalaman serta peralatan medis yang canggih. Layanan ini kami rancang agar pasien dengan gangguan vaskular, termasuk diabetic foot, bisa mendapatkan penanganan yang optimal dan sesuai standar medis,” ungkapnya. (RIZ)



















Discussion about this post