TANGERANG – Eka Hospital meluncurkan pusat perawatan bayi prematur yang dinamakan tangisan pertama. Peluncuran layanan tersebut digelar di Hotel Pullman, Jakarta pada Jumat, (30/4/2021).
Pusat Perawatan Bayi Prematur tersedia di seluruh Eka Hospital (Bekasi, BSD, Cibubur dan Pekanbaru) ini dilengkapi dengan fasilitas NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan PICU (Pediatric Intensive Care Unit). Unit ini diperuntukkan bagi bayi lahir prematur dan bayi dengan penyakit/kelainan.
Perawatan NICU disupervisi Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi serta dilengkapi alat bantu nafas teknologi tinggi (HFO).
“NICU adalah ruang perawatan intensif untuk bayi baru lahir hingga maksimum kurang lebih 28 hari yang membutuhkan perawatan khusus karena penyakit atau kondisi yang dideritanya salah satu contohnya adalah bayi lahir prematur. Bayi prematur memerlukan perawatan kamar bayi yang lebih lama atau intens, obat-obatan, bahkan terkadang operasi,” kata Dokter Spesialis dan Konsultan Anak Eka Hospital, dr. Eric Gultom, Sp.A(K).
Pusat perawatan bayi prematur didukung berbagai disiplin ilmu kedokteran mulai dari Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Konsultan Fetomaternal, Dokter Spesialis Anak, Spesialis Mata, Spesialis THT, Spesialis Jantung Anak, serta Spesialis Bedah Anak.
Dokter Spesialis Kebidanan Dan Kandungan, Subspesialis Konsultan Fetomaternal Eka Hospital BSD, DR. Dr. Wiku Andonotopo, SpOG(K)FM, Ph.D., FMFM menambahkan, bayi prematur adalah kelahiran bayi yang terjadi sebelum minggu ke-37 kehamilan. Seperti diketahui kehamilan biasanya berlangsung sekitar 40 minggu.
“Beberapa faktor risiko kelahiran prematur termasuk pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya dan hamil anak kembar. Komplikasi yang terkait dengan kelahiran prematur meliputi paru-paru yang belum matang, kesulitan mengatur suhu tubuh, kesulitan makan, dan peningkatan berat badan yang lambat,” ujarnya.
Dijelaskan dr. Wiku, tidak semua ibu hamil perlu berkonsultasi pada konsultan fetomaternal. Namun, seorang ibu harus berkonsultasi pada seorang konsultan fetomaternal apabila dijumpai suatu kendala dalam kehamilan.
“Diagnosa fetomaternal yang dilakukan dengan baik dan teliti mampu mendeteksi kelainan genetik, gangguan pembentukan organ, mendeteksi kemungkinan terjadinya keguguran serta bayi lahir dalam keadaan meninggal, kelahiran prematur, juga skrining untuk kelainan kromosom,” terangnya.
Kata dr. Wiku, pemeriksaan fetomaternal saat kehamilan juga penting untuk menghindari adanya komplikasi. Seandainya diketahui ada kemungkinan komplikasi, maka dokter sudah mengetahui apa yang harus dilakukan.
“Pada kondisi janin yang abnormal, sebaiknya pemeriksaan dan screening dilakukan oleh dokter spesialis fetomaternal yang kompeten,” ucapnya.
Pemeriksaan USG sebaiknya disertai pula dengan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan mulai kehamilan trimester pertama, terutama bagi calon ibu yang memiliki risiko (berusia >35 tahun ketika hamil, memiliki riwayat kesehatan tertentu, dll.). Dimana spesifikasi pemeriksaan laboratorium tersebut akan disesuaikan dengan risiko yang dihadapi calon ibu.
Ditambahkan Head Marketing Corporate & Public Relations Eka Hospital, Erwin Suyanto, tidak kalah penting, Eka Hospital juga menyediakan sejumlah skrining untuk pemeriksaan awal pada bayi baru lahir meliputi beberapa jenis, yaitu skrining awal pendengaran bayi, kelainan jantung bawaan, serta gangguan penglihatan oleh spesialis mata anak.
“Kami berharap Tangisan Pertama dapat menjadi kepercayaan calon ibu untuk memeriksakan kesehatan kandungan bahkan hingga anak tersebut dilahirkan. Pusat Perawatan Bayi Prematur ini juga kami hadirkan sebagai komitmen kami untuk memberikan layanan kesehatan terbaik, tidak hanya bagi orang dewasa, bahkan untuk bayi dan anak-anak,” tutup Erwin. (RAY)
Discussion about this post