TANGERANG-Penyaluran bantuan bagi warga terdampak Covid-19 dari pemerintah pusat di Kampung Cibugel RT 019 RW 02, Desa Bojongloa, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang disoal sejumlah warga. Hal tersebut lantaran bantuan yang disalurkan tidak tepat sasaran.
Bahkan, salah seorang warga bernama Budi Santoso membuat surat terbuka yang ditujukan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang dibuat dan dikirimkan melalui media sosial Sabtu, 2 Mei 2020.
Melalui suratnya, Budi menuliskan empat poin. Mulai dari jumlah bantuan yang diterima oleh masyarakat sebesar Rp600 ribu per kepala keluarga (KK) hingga adanya warga yang dinilai mampu, memiliki rumah mewah dan sejumlah mobil, juga ikut mendapatkan bantuan untuk penduduk miskin baru terdampak Covid-19.
“Penyaluran bantuan ini tidak tepat sasaran, orang yang dianggap mampu malah mendapatkan bantuan tersebut. Sedangkan orang yang tergolong miskin tidak dapat,” katanya saat ditemui di rumahnya, Senin (4/5/2020).
Budi menjelaskan, Desa Bojongloa diketahui memiliki jumlah penduduk sekira 6.426 jiwa terbagi 24 RT dan 2 kejaroan. Tetapi, ada dalam satu RT hanya mendapatkan 3 KK.
“Karena itu, kami membuat surat terbuka untuk Bapak Presiden sebagai bentuk kekecewaan lantaran bantuan yang diberikan salah sasaran. Dengan begitu, datanya dapat dinilai carut-marut. Masa orang yang mempunyai rumah besar dan kendaraan roda empat mendapatkan BLT. Mirisnya, itu terjadi di depan mata saya sendiri. Saya tidak mengarang cerita tersebut, tapi ini adalah faktanya,” tegasnya.
Budi, kemudian merasa semakin bingung soal carut-marutnya penyaluran BLT tersebut setelah menannyakan ke Kepala Desa Bojongloa Jusepta. Lantaran tidak mendapatkan titik terang dan tidak masuk akal.
“Ketika saya pertanyakan ke kepala desa, justru pihaknya juga bingung lantaran data penerima yang digunakan merupakan data 2011, bukan data terbaru yang mereka ajukan. Maka kami mohon kepada pemerintah pusat maupun daerah turunlah ke lapangan kembali dan data masyarakat yang terbaru, baik yang tergolong mampu maupun yang tidak mampu,” papar Budi.
Sementara itu, Kepala Desa Bojongloa Jusepta membenarkan adanya bantuan yang tidak tepat sasaran dan semrawut karena data yang digunakan data penerima 2011.
“Kami sudah datangi warga penerima bantuan yang merupakan keluarga mampu, menengah ke atas. Tetapi, setelah kami tanya pun, si penerima mengaku sebagai salah satu yang terdampak pandemi Covid-19. Karena ada anaknya yang alami pemutusan hubungan kerja (PHK) di tempatnya bekerja,” pungkasnya. (VYH)
Discussion about this post